“Al-Azhar bukan hanya tempat mempelajari kitab-kitab klasik, tetapi juga ruang pembentukan pola pikir yang bijak, moderat, dan berakar pada tradisi Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.
Salah satu santri yang akan melanjutkan studi, Muhammad Itmam Firjatullah asal Majenang, Cilacap, menyampaikan bahwa kesempatan belajar di Al-Azhar menjadi bukti bahwa ketekunan dan kesungguhan dalam menuntut ilmu akan membuahkan hasil.
Menurutnya, keberangkatan ke Mesir tidak semata ditentukan oleh latar belakang maupun kemampuan materi, melainkan oleh konsistensi, daya juang, dan ketahanan dalam menjalani proses pendidikan di pesantren.
Prosesi pelepasan ditutup dengan doa bersama serta pamitan para santri kepada pengasuh, wali santri, dan rekan seperjuangan. Suasana haru mengiringi langkah para santri yang bersiap menempuh perjalanan panjang menuju Kairo.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait
