Rendang dijadikan kudapan pedagang karena tahan lama. Apalagi, rendang yang dibawa adalah rendang kering yang memang tergolong awet.
Dengan menyebarnya orang Minangkabau ke luar Pulau Sumatera dan Nusantara, maka popularitas rendang juga turut berkembang. Dalam jurnal tersebut juga diterangkan, populernya rendang ditunjang pula oleh surat kabar asal Sumatera Barat bernama Soenting Melajoe. Salah satu topik yang dimuat dalam surat kabar tersebut adalah tentang menu resepsi dan resep masakan.
Umumnya, tulisan yang dimuat adalah tentang resep masakan yang tidak terdapat di dalam buku-buku masakan Jawa. Bahkan, melalui tulisan itu banyak pembaca yang rela mengirim uang tunai untuk meminta kiriman rendang ala Minangkabau.
Sementara bagi orang-orang Eropa, mereka memercayai bahwa rendang dapat mengeraskan pembuluh darah.
Rendang memiliki 4 unsur yang sangat penting. Pertama adalah daging, yang menjadi simbol ninik mamak atau orang yang dituakan dalam adat masyarakat Minang. Kedua adalah santan yang hadir mewakili para cendekiawan atau pemikir.
Unsur ketiga adalah lada atau cabai yang merepresentasikan kalangan ulama. Mereka dipandang tegas mengajarkan syariat Islam di bumi Sumatera Barat. Keempat adalah bumbu yang mewakili masyarakat. Di era modern ini, rendang makin terkenal dan masuk jajaran makanan terlezat di dunia.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait