Kisah Mantan Preman Pasar Senen yang Tobat dan Sukses Bangun Tambak Udang Beromzet Rp50 Miliar

Michelle Natalia
Mantan preman yang akrab disapa Bang Mandor, Muhammad Iksan saat ini sukses membangun usaha tambak udang dengan omzet puluhan miliar rupiah. (Foto: YouTube Helmy Yahya Bicara)

JAKARTA, iNews.id - Tak ada yang menyangka jika pengusaha tambak udang di Muaragembong, Kabupaten Bekasi ini dulunya merupakan mantan preman Pasar Senen, Jakarta. Ia adalah Muhammad Iksan, pria yang akrab disapa Bang Mandor ini telah memutuskan pensiun sebagai preman dan bartobat.

Dari pertobatannya itu, kini ia sukses membangun usaha tambak udang dengan omzet puluhan miliar rupiah. Setidaknya, di lokasi tambaknya terdapat lahan produksi udang vaname, rumput laut, hingga bandeng.

Bahkan jumlah udang yang diproduksi dalam satu klaster ditambak seluas 10 hektare, kurang lebih bisa mencapai 150 ton per siklus tanam. Hasil panen pada satu klaster itu bisa mencapai Rp40 miliar-Rp50 miliar per tahun.

"Udang itu kalo kita lihat dari demand dan profit penghasilannya luar biasa. Ini sampai orang-orang budidaya itu mengistilahkan, tidak ada yang mengalahkan penghasilan bisnis budidaya udang kecuali bandar narkoba," ujar Iksan, dikutip dari channel Youtube Helmy Yahya Bicara.

Meski begitu, dia mengakui perjalanan hidupnya tidak mudah dan banyak rintangan yang menghadang. Iksan menceritakan kisah dirinya yang sempat putus sekolah dan membantu orang tuanya yang berdagang asongan. Namun, sejak kecil dia sudah familiar dengan tambak.

"Karena setiap pulang sekolah zaman SD, selalu sempat mampir ke tambak. Dulu juga pernah punya tambak kecil-kecilan," kata dia.

Iksan juga mengaku pernah keluar dari kampung karena kerap baku hantam. Tak tahan dengan situasi itu, dia memutuskan pergi dari kampung dan melanjutkan hidupnya di Pasar Senen sebagai pengamen dan preman. 

"Ya saya kabur dari kampung juga itu karena berantem mulu ribut terus. Termasuk mungkin saya, salah satu laki-laki ga tau yang lain ada cerita apa enggak, yang duel siang hari dengan senjata tajam di jalan raya. Alhamdulillah, mereka berdua yang lari," ucapnya.

Karena ulahnya tersebut, Iksan kerap berurusan dengan polisi. Tak ayal, orang tuanya selalu dikunjungi polisi, dan akhirnya dia memutuskan keluar dari kampungnya. 

"Jadi saya keluar dari kampung itu bawa gitar satu. Boleh pinjam sama teman, sama bawa uang seribu perak itu di tahun 1998-1999," tuturnya.

Editor : Arbi Anugrah

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network