Arissetyanto menuturkan bahwa ia mulai puasa penuh satu bulan saat usia 10 tahun. Seperti lebaran tahun-tahun sebelumnya, dirinya bersama keluarga silaturahmi ke kediaman Presiden Soeharto.
Pak Harto yang mengetahui dirinya mampu menjalankan puasa secara penuh akhirnya memberikan hadiah istimewa. Bukan uang tunai atau mainan untuk anak kecil tapi berupa tabungan.
"Melalui Ibu Tien, Pak Harto berkenan memberi saya hadiah berupa Tabanas," tutur Ari.
Dari hadiah itu, Ari mengaku mendapatkan pelajaran berharga. Bahwa orang yang berprestasi hendaknya diberikan penghargaan dan seseorang harus selalu mempersiapkan bekal untuk kehidupan hari esok dengan menabung.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, kata Ari, Pak Harto dan Ibu Tien biasanya membagi-bagikan bingkisan untuk keluarga, kerabat, dan karyawan. Masing-masing mendapatkan kain batik bagi wanita dan bahan jas bagi laki-laki. Kain dan bahan itu diharapkan dipakai saat bersilaturahmi ke Cendana.
"Di sini saya memahami bahwa penyeragaman tidak selalu berkonotasi buruk. Kami diajari bahwa walaupun dengan status sosial yang sudah sedemikian tinggi, kami harus tetap memiliki rasa kesetiakawanan sosial," katanya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait