KEINDAHAN Gunung Slamet di Jawa Tengah tidak luput dari kisah horor yang disimpannya. Di Gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini merupakan salah satu spot pendakian yang cukup populer di kalangan pendaki.
Gunung Slamet sendiri berketinggian 3.248 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan berada lima Kabupaten. Selain menyimpan segudang panorama alam, Gunung Slamet juga banyak menyimpan sejumlah kisah horor, salah satu yang paling legendaris adalah keberadaan Pos 4 pendakian yang dinamakan Samarantu.
Konon berdasarkan namanya sendiri, Samarantu merupakan akronim atau singkatan dari ‘Samar dan Hantu’, karena seringnya penampakan makhluk halus di pos yang bisa dijumpai jika seorang pendaki memilih rute pendakian jalur Bambangan, Purbalingga. Selain itu, pos ini memiliki dua pohon super besar yang membentuk bak pilar gerbang yang diyakini menjadi salah satu pintu gerbang menuju dunia ghaib.
Kali ini, MNC Portal Indonesia akan menyajikan sebuah kisah seram dari salah seorang pendaki Gunung Slamet yang terjadi di Pos Samarantu tersebut. Penasaran? Langsung saja simak rangkuman kisahnya sebagai berikut!
Berawal dari Nekat Mendirikan Tenda di Pos 4
Kisah ini dibagikan oleh seorang blogger di KasKus dengan nama ‘Bisri767’, yang mendaki bersama 2 orang temannya yakni Ilham, Faun serta keponakannya yang bernama Udin saat momentum H+4 lebaran tahun 2018.
Keangkeran pos 4 Samarantu yang telah menjadi rahasia umum bagi para pendaki juga diketahui olehnya, termasuk salah satu pantangan bahwa sebaiknya tidak mendirikan tenda dan beristirahat disana. Namun ia tetap memilih mendirikan tenda dan bermalam di pos keempat dari total 7 pos yang ada, dan disitulah semua berawal.
“Saat itu sekitar jam 16.00 WIB aku melalui pos 4 yang katanya angker dan tak boleh mendirikan tenda disitu. Bener kata-kata orang di pos memang angker dan ada 2 pohon berdiri berjajar yang katanya jalur menuju alam lain.Serem dan agak takut juga sih saat itu. Tapi biarlah masa bodoh yang penting aku gak aneh-aneh,” ungkapnya dikutip oleh MNC Portal Indonesia, Minggu (15/5/2022).
“Selepas melewati pos 4 sunggug aneh banget karena cuma ada aku dan keponaaku yang berjalan. Tadi sih rame tapi kenapa saat itu sepi banget. Aku dan keponaanku berjalan menyusuri jalur dengan langkah yang mulai melan karena kecapean. Fikiranku tak tenang dan cuma takut saat itu, lantunan zikir aku ucapakan dalam hati agar aku tak dikuasai ketakutan yang luar biasa.” jelas pendaki pria tersebut.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait