LUCKNOW, iNews.id - Sebuah petisi diajukan oleh kelompok Hindu garis keras India. Petisi tersebut diajukan ke pengadilan Uttar Pradesh. Isinya adalah melarang umat Islam memasuki dan salat sebuah masjid bersejarah.
Mengapa demikian? Mereka meminta Masjid Shahi Eidgah yang telah ada sejak abad ke-17 tersebut ditutup. Alasannya untuk mencari peninggalan Hindu yang mungkin berada di bangunan masjid ditemukan.
Dalam putusannya, Hakim pengadilan Mathura, sebuah kota di Uttar Pradesh, memenuhi petisi itu. Namun demikian, pengadilan belum memulai sidang yang diajukan pada 2020 yakni terkait izin perekaman video dan survei di Masjid Shahi Eidgah untuk mengungkap peninggalan di dalamnya.
"Kami menduga simbol Hindu bisa dicopot di Masjid Shahi Eidgah, jadi kami ingin pengadilan melarang Muslim masuk," kata Mahendra Pratap, pengacara penggugat, dikutip iNews,id dari Reuters, Rabu (18/5/2022).
Ranjana Agnihotri, seorang pengacara lain yang mewakili kelompok Hindu, bahkan mempertanyakan legitimasi Masjid Shahi Eidgah.
"Kami percaya bahwa patung dewa-dewa Hindu berada di dalam masjid yang dibangun setelah sebuah kuil dihancurkan oleh penguasa Muslim untuk membuktikan supremasi,”ujarnya.
Pengadilan lokal lainnya, masih di Uttar Pradesh, bulan ini mengizinkan sebuah tim untuk memeriksa dan merekam video salah satu masjid paling terkemuka, Gyanvapi, yang berada di kota kuno Varanasi.
Tetapi pada Selasa kemarin, pengadilan tinggi negara bagian membatalkan putusan pengadilan Varanasi untuk membatasi jumlah jemaah salat di Masjid Gyanvapi.
Kelompok Hindu garis keras yang masih terkait dengan partai Perdana Menteri Modi, Bharatiya Janata, menuduh umat Islam di masa lalu menghancurkan kuil-kuil Hindu selama berkuasa 200 tahun.
Tuduhan itu dibantah oleh umat Islam dan dianggap sebagai upaya untuk memprovokasi. Pada kasus di Varanasi, umat Islam menyangkal tuduhan soal keberadaan patung. Memang ada sebuah mata air yang diklaim oleh kelompok Hindu sehingga menimbulkan ketegangan antaragama.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait