BANDUNG, iNews.id - Setiap matra TNI baik Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU) mempunyai pasukan khusus.
Misalnya, TNI AD mempunyai pasukan khusus bernama Kopassus dan AL ada Marinir dan Detasemen Jalamangkara (Denjaka) serta AU memiliki satuan elite Korps Pasukan Gerak Cepat atau Kopasgat.
Khusus untuk Kopasgat, pasukan memiliki ciri baret jingga ini memiliki skill atau keahlian dan kemampuan tempur tidak main-main.
Bagaimana kemampuan dan kehebatan Kopasgat? Begini liputan dari iNews.id. Kesan paling awal Kopasgat adalah berani, gagah, dan berwibawa.
Kopasgat TNI AU yang terbentuk berdasarkan Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara (Pangau) Nomor 45 tahun 1966 tanggal 17 Mei 1966.
Sejak terbit Peraturan Persiden Nomor 66 tahun 2019 dan Peraturan Penglima TNI Nomor 24 tahun 2021, Kopasgat yang bermarkas di Bandung kini berada di Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas).
Sebagai pasukan khas matra udara, Kopasgat melaksanakan fungsi-fungsi utama, yaitu operasi pertempuran darat, pertahanan udara titik, bantuan tempur, pemberdayaan potensi dirgantara, dan operasi militer lain berdasarkan kebijakan komando atas dalam rangka tugas operasi militer perang dan tugas militer selain perang.
Pada masa awal perjuangan, Kopasgat, tepatnya 17 Oktober 1947, pernah melaksanakan misi operasi lintas udara (linud) pertama.
Satu tim peterjun sebanyak 13 orang prajurit menggunakan payung udara peninggalan Jepang, melompat dari pesawat C-47 Dakota RI 002.
Pasukan Kopasgat saat latihan
Mereka menerobos belantara hutan dan menjejakkan kaki di Kutawaringin, Kalimantan Tengah dalam rangka mengobarkan semangat perjuangan rakyat setempat melawan penjajah.
Bertitik tolak dari peristiwa heroik itu, berdasarkan keputusan Menpangau Nomor 54 tahun 1967, tanggal 17 Oktober ditetapkan sebagai hari jadi Kopasgat.
Latihan bagi calon anggota Kopasgat diawali dengan terjun taktis statik atau terjun dengan membawa senjata dan perlengkapan tempur lain dari pesawat Hercules C130, dengan titik muat di Lanud Husein Sastranegara Kota Bandung.
Terjun taktis statik ini merupakan kemampuan yang wajib dikuasai para prajurit Kopasgat dan tak boleh ditawar-tawar lagi.
Selain terjun taktis statik, prajurit juga berlatihterjun bebas atau free fall. Latihan ini bertujuan untuk mengasah keberanian dan keterampilan terjun para prajurit baret jingga.
Dengan adanya kemampuan tersebut, maka sangat bermanfaat untuk menjangkau area operasi yang hanya bisa diakses dengan cara terjun payung.
Kemampuan terjun payung taktis tatis dengan persenjataan lengkap wajib dimiliki prajurit Kopasgat.
Selain itu prajurit juga berlatih menembak baik senapan maupun pistol, pertempuran jarak dekat (PJD), penyergapan terhadap teroris serta penyelamatan sandera.
Prajurit Korpasgat juga rutin menggelar latihan ketahanan fisik dan mental. Skill mumpuni tersebut didukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) Kopasgat yang canggih dan modern.
Salah satunya adalah Oerlicon Skyshield, misil penghancur pesawat dan rudal. Tidak hanya itu, Kopasgat juga memiliki berbagai macam kendaraan tempur dan rudal, salah satunya adalah QW-3.
Dankopasgat TNI AU Marsda TNI Eris Widodo Yuliastono
Dankopasgat TNI AU Marsda TNI Eris Widodo Yuliastono mengatakan, secara umum, Kopasgat memiliki empat kemampuan, yaitu, pertempuran darat, matra udara, pertahanan udara, dan operasi khusus. "Yang spesifik, yang tidak dimiliki satuan lain, adalah kemampuan matra. Saat ini diimplementasikan dalam satuan yang kita sebut Detasemen Matra," kata Dankopasgat TNI AU seperti dikutip iNews.id.
Kemampuan matra yang menonjol dan tidak dimiliki satuan lain adalah pengendalian tempur. Yakni, kemampuan unit pasukan dalam mengendalikan atau menentukan sasaran penembakan pesawat tempur dalam bentuk closed as swatt
Selain itu ada pengendalian pangkalan, kemampuan unit pasukan dalam mengoperasikan landasan udara yang sudah direbut dari pihak musuh untuk dipergunakan sebagai pangkalan aju dalam sebuah opeasi udara.
"Ada satu kemampuan yang lebih spesifik yaitu, combat search and rescue, yaitu kemampuan untuk melakukan penyelamatan korban perang baik personel maupun materil di wilayah mandala operasi dengan menggunakan wahana udara sebagai sarana infiltrasi dan ekstrasi. Sehingga faktor kecepatan penanganan korban dapat dilakukan secara optimal," ujar Marsda TNI Eris Widodo Yuliastono.
Dankopasgat menyatakan, prajurit Korpasgat tentau banyak mendulang prestasi. Namun dapat dikatakan, prestasi terbaik adalah ketika Kopasgat mendapatkan penghargaan Sam Karya Nugraha dari Presiden RI Soeharto pada 15 Desember 1969.
"Penghargaan ini diberikan sebagai salah satu komando utama TNI yang dapat diandalkan sejak masa kelahiran RI. Sam Karya Nugraha merupakan legacy terbaik dari para leluhur, pendahulu,”pungkasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait