Sebagai tambahan informasi, pembangunan tersebut bersifat secara menyeluruh untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960 tentang Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahun 1961-1969.
Merujuk pada tujuan pembangunan tersebut, tidak mengherankan bahwa terdapat lima lambang pancasila yang terukir pada Tugu Pembangunan itu. Akhirnya, tugu tersebut selesai digarap dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1961, bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila.
Sejarah juga mencatat bahwa ternyata pembuatan Tugu Pembangunan “Ajoenan Tjangkoel Pertama” ini ada hubungannya dengan salah seorang pejabat tinggi Rusia (yang kala itu dikenal Uni Soviet), Nikita Khruschchev.
Tidak mengherankan bahwa hal semacam itu sangat mungkin terjadi. Pasalnya, Politik Luar Negeri Indonesia di Era Soekarno condong pada Moskwa (Moscow) atau Uni Soviet, sehingga Indonesia dan Uni Soviet memiliki hubungan diplomatik yang sangat erat.
Kemudian, hubungan bilateral antara Bung Karno, sebagai Presiden Indonesia kala itu dan Nikita Khruschchev, sebagai Ketua Dewan Menteri Uni Soviet (atau lebih dikenal sebagai Perdana Menteri) membuahkan Tugu Pembangunan “Ajoenan Tjangkoel Pertama” sebagai hadiahnya.
Selain itu, monumen tersebut juga menjadi saksi sejarah perencanaan program Tahapan Pembangunan Semesta Berencana Era Demokrasi Terpimpin. Kini, bangunan tersebut telah resmi menjadi Cagar Budaya Kabupaten Banyumas berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Banyumas pada 23 September 2019.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait