Ada Ketidakberesan Pembangunan, Soeharto Tendang Dinding SD Inpres Cilacap Sampai Ambruk

Agregasi Solopos
Soeharto. (Foto: Dok Pelita Online)

UNESCO menyebutkan Indonesia dalam konsep pembangunan bidang pendidikan sejak 1970-an telah mewujudkan kebijakan wajib belajar 6 tahun dan pembangunan sarana dan prasarana sekolah dasar dengan dibangunnya SD inpres serta perbaikan kualitas guru dan kurikulum SD. 

Cerita SD inpres berlanjut pada 2019 saat tiga warga Amerika Serikat Abhijit Banerjee, Esther Duflo, dan Michael Kremer memenangi Nobel di bidang ekonomi. Ketiga warga AS itu, memenangkan penghargaan tertinggi atas penelitian mereka terkait kemiskinan global.

Duflo meneliti mengenai SD inpres di Indonesia. Penelitian ini diterbitkan pada Agustus 2000 dengan judul schooling and labor market consequences of school construction in Indonesia: evidence from an unusual policy experiment (konsekuensi sekolah dan pasar tenaga kerja dari pembangunan sekolah di Indonesia: bukti dari eksperimen kebijakan yang tidak biasa). 

Setelah beberapa dekade berlalu, SD inpres kini menghadapi tantangan lain. Mulai urusan bangunan sekolah yang menua karena dibangun di tahun 1970-1980-an hingga persaingan ketat antar-SD. Ada pula di beberapa tempat yang lahan SD masih bermasalah. 

Beberapa SD inpres mampu menjadi sekolah unggulan, namun tidak sedikit yang kalang kabut karena kekurangan siswa hingga akhirnya sekolah itu digabung dengan SD lain.

 

Berita ini telah tayang di Okezone.com dengan judul: Kisah Soeharto Tendang Dinding SD Inpres hingga Ambruk

 

Editor : Arbi Anugrah

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network