PANDEMI Covid-19 belum lama ini berimbas ke berbagai lini kehidupan masyarakat di Indonesia, tak terkecuali bidang pendidikan. Untuk membantu mengatasi hal tersebut pemerintah berupaya mengatasi permasalahan yang ada dengan menggabungkan kontribusi mahasiswa di bidang pendidikan dalam program Kampus Mengajar (KM).
“Kampus mengajar ini hadir dan mengabdikan diri untuk membantu tiap-tiap sekolah sasaran yang sudah disaring agar mendapatkan pendidikan yang sama dan mengejar ketertinggalannya dalam pendidikan saat pandemi covid-19 masih melanda,”kata Tanti Rahayu salah satu mahasiswi kampus mengajar angkatan 3 dalam pesan tertulisnya kepada iNews Purwokerto, Selasa (7/6/2022).
Dia mengatakan berdasarkan data Kemendikbud (updete juni 2020), setidaknya ada sekitar 68.801.708 peserta didik dan 4.183.591 pendidik mulai dari jejang pendidikan anak usia dini sampai pendidikan tinggi, pendidikan khusus, pendidikan vokasi, pendidikan masyarakat, kursus, dan pendidikan keagamaaan yang terkena dampak pandemi Covid-19.
Berdasarkan data tersebut, pandemi sangat berdampak oleh para pendidik atau pengajar yang ada di Indonesia. Seperti yang terjadi di SD Negeri Kertasinduyasa 02, Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah yang menjadi salah satu sekolah sasaran Kampus Mengajar angkatan 3, dimana anak didik di sekolah tersebut sangat sulit menerima pelajaran yang diberikan karena keterbatasan fasilitas belajar seperti penggunaan handphone untuk belajar daring saat pandemi.
"Pandemi ini membuat anak sangat kesulitan untuk menyerap ilmu, ditambah lagi sarana dan prasarana yang kurang memadai membuat peserta didik tidak bisa merasakan bersekolah seperti anak yang berkemampuan," ujar Kepala Sekolah SD Negeri Kertasinduyasa 02, Jaetun.
Pasalnya, mayoritas orangtua siswa merupakan seorang buruh tani dengan penghasilan yang pas pasan, sehingga untuk pemenuhan kebutuhan belajar daring dianggap sedikit menyulitkan. Selain itu masalah sinyal juga menjadi kendala di wilayah tersebut.
Dia menjelaskan jika kedatangan mahasiswa dirasa sangat membantu terhadap sekolah yang masih tertinggal dan terdampak oleh pandemi covid-19. "Sekolah dasar yang tertinggal bukan berarti peserta didiknya juga tertinggal," imbuhnya.
Atas dorongan permasalahan tersebut, para mahasiswa yang tergabung dalam Tim Kampus Mengajar 3 beranggotakan Titi Setiyana dari Universitas Wijaya Kusuma (Unwiku) Purwokerto, Tanti Rahayu dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Islayati dari Universitas Sultan Agung mencoba menggali potensi peserta didik diberbagai bidang, termasuk dibidang keolahragaan.
Para mahasiswa ini mulai diterjunkan sejak 28 Februari - 29 Juni 2022. Mereka dituntut mencari dan menggali potensi di sekolah yang menjadi sasaran Kampus Mengajar.
Editor : Aryo Arbi