REMBANG, iNews.id - Bripka Suyono (45), dikenal sebagai seorang polisi yang serba bisa. Bertugas di Bagian Operasional Polres Rembang, Jawa Tengah, ia juga memiliki bakat yang jarang dimiliki polisi lainnya.
Keahlian atau bakat yang dimilikinya, salah satunya ia dikenal sebagai manusia listrik, Bripka Suyono mampu mengalirkan arus listrik PLN ke tubuhnya, tanpa ada masalah. Ilmu yang ia peroleh saat masih menjadi anggota Brimob di Bogor itu, ada teknik khusus dan ditopang olah pernafasan.
“Terapi listrik saya belajar dari guru saya, ketika masih tugas di Bogor. Jadi ini bukan ilmu magic, bukan kesaktian, ada tekniknya memang,“ ungkapnya, Kamis (30/6/2022).
Pada tahun 2022 ini, Bripka Suyono yang sehari-hari tinggal di Kompleks Perumahan Pepabri Desa Ngotet Rembang ini sudah menjalani profesi polisi selama 23 tahun.
Ia pertama kali masuk Korps Brimob Kedunghalang Bogor, dan bertugas selama 9 tahun. Pria asli Desa Ngadem, yang merupakan alumni SMA N III Rembang ini akhirnya pindah ke Bagian Operasional Polres Rembang hingga saat ini.
Selama ini pula, Bripka Suyono sering mambantu warga melalui keahliannya tersebut. Rata rata membantu warga yang sakit dengan memanfaatkan terapi listrik, terutama bagi penderita stroke. Khasiatnya sungguh luar biasa.
“Belpasi misalnya atau wajah merot, alhamdulilah tidak sampai hitungan hari, tapi hitungan jam, insya allah bisa kembali seperti semula, “ ujar Bripka Suyono.
Ia biasa melakukan hal tersebut saat di luar jam dinas, agar tidak mengganggu aktivitasnya sebagai polisi
“Di Rembang beberapa kali pernah mas, tapi saya hentikan. Takutnya, orang nunggu lama di rumah, saya masih kerja di kantor. Jadi nggak enak kan, kasihan. Misal saya pas di rumah, ada yang minta tolong, ya dengan senang hati, “ katanya.
Selain mampu mengalirkan arus listrik guna terapi, Bripka Suyono juga lihai bermain sulap, tapi sifatnya hanya untuk memberikan hiburan, di sela-sela menyampaikan pesan Kamtibmas kepada masyarakat. Ia mengaku belajar sulap secara autodidak dari YouTube.
Saat menunjukkan sulap melepaskan ikatan tali di leher, warga yang melihatnya pun dibuat keheranan. Tawa mereka pecah, sekaligus minta untuk dipamerkan lagi jenis sulap yang lain. “Kalau sulap termasuk baru belajar. Buat hiburan saja mas, “ kata Suyono terkekeh.
Tak hanya terapi listrik dan bermain sulap, Bripka Suyono juga terampil memainkan seruling. Khusus seruling ini ia sudah mencobanya sejak anak-anak ketika menggembalakan sapi, di kala sebelum menjadi polisi. Kebiasaan tersebut sekarang berlanjut.
Berawal dari mendengarkan lantunan lagu Salawat Nabi, yang membuat hatinya tenang dan damai. Muncullah ide mengombinasikan antara salawat nabi dengan main seruling. Bripka Suyono menyebut main seruling termasuk kegiatan rutin, seusai pulang kerja.
“Kalau dulu pakai musik dangdut, sekarang main seruling mengiringi Salawat Nabi. Usai kerja capek, main seruling jadi refresh kembali, “ katanya.
Ditanya dari 3 jalur keahlian tersebut, mana yang paling menantang dipelajari ? Bripka Suyono membenarkan terapi listrik paling sulit, karena butuh keberanian dan harus merasakan langsung, seperti apa rasanya tersengat listrik. Untuk menguasai, setidaknya butuh waktu sampai 5 tahun.
“Karena dibutuhkan keberanian, percaya diri, harus terima risiko tersengat listrik. Gini lho rasanya. Saya belajar dari 2002 sampai 2007, ibaratnya baru bisa khatam, “ bebernya.
Di mata rekan kerjanya, Bripka Suyono dikenal figur yang humoris dan semangat bekerja, sebagaimana diungkapkan Bripda Siti Nafiroh.
“Orangnya lucu, senang bercanda, tapi tanggung jawab sama kerjaan. Sering juga menampilkan sulap sama terapi listrik. Saya sudah pernah merasakan kok, nyetrum beneran. Semoga pak Yono selalu sehat ya pak, “ ungkap Siti.
Bripka Suyono, pria yang memiliki tiga anak ini, di lingkungan Desa Ngotet, Rembang tergolong sangat familiar. Bripka Suyono selalu dekat dengan warga sekitar.
Tokoh warga Desa Ngotet, Taryono mengira sosok Bripka Suyono hanya senang memancing ikan. Tapi di balik itu memiliki kelebihan yang bermanfaat. Ia sendiri ketika awal mencoba terapi listrik, sempat kaget, karena ada semacam hentakan.
“Saya sendiri ya heran, kok berani-beraninya pak Suyono main listrik. Saat awal saya diterapi kaget, tapi setelah itu saya rasakan badan jadi enak, “ ujarnya.
Taryono berharap ada polisi-polisi inspiratif lain seperti halnya Bripka Suyono, sehingga di tengah momentum perayaan HUT Bhayangkara ke-76 ini, Polri kedepan akan semakin dicintai masyarakat.
Editor : Arbi Anugrah