KONGLOMERAT kaya raya hidup mewah. Sementara tukang kayu hidup sederhana dan tak mau menjadi kaya raya.
Tukang kayu memilih hidup tenang dan tak mau terganggu dengan urusan harta berlimpah.Dia tidak mau kaya, dan tetap hidup seperti biasa.
Sikap tukang kayu ini memang berbeda dengan sebagian besar manusia lainnya yang berlomba-lomba menumpuk harta.
Lantas apa alasan si tukang kayu ini hingga tak mau menjadi kaya?
Channel akun YouTube Tafakkur Fidiin mengisahkan seorang kaya raya yang menulis surat wasiat. Surat itu berisi, barang siapa yang mau menemaninya selama 40 hari di dalam kubur setelah mati, akan diberi warisan separuh dari harta peninggalan yang dimilikinya.
Konglomerat itu bertanya hal tersebut kepada anak-anaknya, apakah mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti. Namun, anak- anaknya justru menjawab tidak sanggup. Sebab, ketika mati, ayahnya sudah menjadi mayat.
Lantas dia memanggil semua adik-adiknya dan kembali bertanya, “Adik-adikku, sanggupkah diantara kalian menemaniku di dalam kubur selama 40 hari setelah aku mati nanti? Aku akan memberi setengah dari hartaku!" Adik-adiknya pun menjawab, tidak mungkin ada orang yang sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.
Dengan perasaan sedih konglomerat tadi memanggil ajudannya, untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke seluruh negeri.
Akhirnya, sampai juga pada hari di mana konglomerat tersebut kembali ke Rahmatullah. Kuburannya dihias megah laksana sebuah peristirahatan termewah dengan semua perlengkapannya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta