"Dua kali terjatuh, dulu pada test psikologi, kemudian sama ibunya anak itu dikursusin di Magelang, pada saat itu ditempuh sehari kursus psikologi. Alhamdulillah pada pendaftaran berikut diberikan rahmat sama Tuhan yang maha kuasa lulus dengan nilai yang gemilang," kata Mahmud, Kamis (14/7/2022).
Tak hentinya Mahmud memanjatkan syukur seraya menyampaikan rasa bangga dengan pencapaian sang anak. Sambil sesekali mengusap air mata, Mahmud masih belum menyangka bahwa warga sipil seperti dirinya dapat menjadikan putranya sebagai perwira.
"Saya jual rumput, jual es, saya cuma warga sipil, bukan dari kalangan militer. Saya dagang rumput, saya setor di peternakan ibu Tien Suharto di Salatiga itu. Bertahan sampai 4 tahun, dengan untung saya dari bada subuh sholat itu sampe sore hari itu 10 ribu rupiah," ucapnya dengan nada gemetar.
Semua pekerjaan sudah ia jalani. Tapi saat ini, kata Mahmud, ia adalah petani yang sehari-hari berteman dengan sawah. "Sekarang di rumah sambil tani di kebun, di sawah gitu," katanya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta