PERWIRA Kopassus Letnan Kolonel Inf (Anumerta) Atang Sutresna tak peduli hujanan peluru pasukan Fretilin saat Operasi Militer Seroja di Timor Tmur. Keberaniannya mendekati persembunyian musuh hingga peluru menembus perut dan satu butir timah panas mengahantam kepalanya menjadi salah satu kisah patrotik, tak kenal menyerah, menghempas rasa takut prajurit Kopassus di medan Parang.
Bagi prajurit Kopassus semboyan “Lebih Baik Pulang Nama daripada Gagal dalam Tugas” bukan hanya sekadar kata-kata saja, tetapi sungguh-sungguh diterapkan anggota pasukan elite TNI AD tersebut.
Hal itulah yang membuat prajurit Kopassus selalu menyisakan kisah-kisah heroik dalam setiap penugasannya di medan operasi. Salah satunya adalah Letnan Kolonel Inf (Anumerta) Atang Sutresna.
Pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat 22 Agustus 1943 ini gugur ditembak pasukan Fretilin sesaat setelah mengibarkan Bendera Merah Putih di Kantor Gubernur Timor Portugis di Dili, Timor Leste dalam Operasi Seroja pada 7 Desember 1975.
Berdasarkan informasi yang dirangkum dari buku “Letjen (Purn) Soegito: Bakti Seorang Prajurit Stoottroepen” dan Wikipedia, abituren Akademi Militer Nasional (AMN) 1965 yang kini bernama Akademi Militer (Akmil) harus kehilangan nyawanya saat kontak tembak merebut Kota Dili dari tangan Fretilin.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta