Logo Network
Network

Jejak Sejarah Kejayaan Kopi di Karesidenan Banyumas

Arbi Anugrah
.
Rabu, 05 Oktober 2022 | 10:49 WIB
Jejak Sejarah Kejayaan Kopi di Karesidenan Banyumas
Ilustrasi Jejak Sejarah Kejayaan Kopi di Karisidenan Banyumas (Foto: puromangkunegaran.com)

BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berjuta keindahan alam. Sumber dayanya memberikan kehidupan dan kesejahteraan untuk kelangsungan kehidupan manusia.

Dikelilingi dengan pegunungan vulkanis, tanah Indonesia yang terkenal subur adalah tempat terbaik untuk ditanami berbagai macam tumbuhan. Salah satunya adalah kopi.

Dikutip iNewsPurwokerto.id dari berbagai sumber pada Rabu (5/10/2022), sejarah kopi di Karisidenan Banyumas, Jawa Tengah kala itu tak lepas dari masa penjajahan Belanda.

Pada tahun 1696, tanaman kopi Arabica (Coffee Arabica L.) yang berasal dari Kannur-Malabar, India dibawa ke Jawa atas anjuran Wali Kota Amsterdam Nicolas Witsen dan komandan tentara Belanda di Malabar Andrian van Ommen sebagai tanaman perkebunan hingga sekarang. Kopi dibawa sebagai salah satu komuditas perkebunan yang dikelola VOC.

Sejak Kopi masuk ke Indonesia oleh pasukan Belanda dan disebar ke berbagai wilayah Indonesia, kopi menjadi komuditas dagang yang paling diandalkan oleh VOC pada masa tanam paksa, salah satunya di karesidenan Banyumas. Kaki Gunung Slamet di wilayah Purbalingga yang waktu itu sebagai bagian dari wilayah Karesidenan Banyumas juga sudah mulai mengenal kopi.


Petani di Banyumas melakukan sortir biji kopi (Foto: Arbi Anugrah/ iNewsPurwokerto.id)

Jutaan pohon kopi tersebar di seluruh Kabupaten seperti Banyumas, Purbalingga, Purwokerto, Dayluhur, Banjarnegara.

Dalam laporan yang dibuat oleh Hallewijn disebutkan bahwa di Distrik Kertanegara, Purbalingga, penduduknya telah menanam tanaman kopi walaupun tidak disebutkan dari mana mereka pertama kali memperoleh bibit tanaman kopi tersebut. (Hallewijn, Overzigt der Land Beschrijving van Banjoemas in het Algemeen, 1831).

Setelah VOC runtuh dan masuk di era tanam paksa pada masa Gubernur Jenderal Van Den Bosch, Purbalingga yang memiliki lahan yang subur dan iklim yang cocok tak luput dari sasaran, komuditas utamanya tentu saja kopi selain teh dan kina.

Tanaman kopi arabika yang ditanam penduduk Purbalingga sebelum masa tanam paksa itu diistilahkan dengan nama "Kopi Manasuka". Kopi Manasuka adalah tanaman kopi yang ditanam di pekarangan serta kebun sekitar rumah sehingga orang Belanda manamakan kopi yang mereka tanam dengan istilah paggerkoffij.

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News

Halaman : 1 2 3
Bagikan Artikel Ini