get app
inews
Aa Read Next : 5 Pekerja Tersengat Listrik saat Pasang Tiang Internet di Purbalingga, Polisi: 1 Meninggal Dunia

1.476 Rumah Tangga di Banyumas Dapat Menikmati Sambungan Listrik Gratis

Selasa, 11 Oktober 2022 | 19:08 WIB
header img
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto melalui PT PLN menyalurkan sambungan listrik gratis untuk 1.476 rumah tangga tidak mampu di Kabupaten Banyumas. Foto: Arbi Anugrah/ iNewsPurwokerto.id

BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - PT PLN (Persero) menyalurkan sambungan listrik gratis untuk 1.476 rumah tangga tidak mampu di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Listrik gratis ini merupakan bagian dari program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari Komisi VII DPR RI, PLN dan Kementerian ESDM kepada 80 ribu rumah tangga seluruh Indonesia.

"Program ini untuk masyarakat yang belum teraliri listrik, itu akan dialiri listrik secara gratis, jadi progam ini bagaimana masyarakat kita mendapatkan bantuan listrik, dan ini masih listrik subsidi," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu di Desa Pernasidi, Kecamatan Cilongok, Selasa (11/10/2022).

Kegiatan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Kabupaten Banyumas ini, selain dihadiri oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Jisman, juga dihadiri Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto dan sejumlah pejabat terkait. 

Sugeng Suparwoto mengatakan jika listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa dilepaskan dari hidup dan kehidupan.

"Listrik sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat dan tidak lagi barang mewah. Maka dari itu hak setiap warga negara untuk mendapatkan listrik," kata Sugeng Suparwoto usai penyalaan pertama listrik program BPBL di Desa Pernasidi.


1.476 rumah tangga tidak mampu di Kabupaten Banyumas teraliri listrik. Foto: Arbi Anugrah/ iNewsPurwokerto.id

 

Menurut Sugeng, pihaknya bersama Kementerian ESDM dan PLN telah menghitung dengan cermat jumlah rumah tangga tidak mampu yang hingga saat ini belum teraliri listrik. Setidaknya ada sekitar 2,2 juta rumah tangga miskin yang belum teraliri listrik seluruh Indonesia.

"Maka kita hitung dan semuanya melalui proses yang benar karena melalui APBN. Anggaran 2021 yang terlaksana hari ini, tersambung 80 ribu sambungan listrik," ujarnya.

Ketua Komisi VII DPR RI dari dapil Banyumas-Cilacap ini mengatakan jika jumlah tersebut diakuinya masih jauh dari total 2,2 juta rumah tangga miskin yang belum teraliri listrik di Indonesia. Meski demikian, sambil memvalidasi data, PLN dan Kementerian ESDM akan terus melakukan pemasangan sambungan listrik baru untuk masyarakat kurang mampu.

"Kenapa jumlahnya kecil? karena kemampuan keuangan negara. Tapi terus menerus (pemasangan) sambil memvalidasi data, ingat belum tentu valid data itu. Seperti data Dinas sosial saja belum tentu benar, maka itu yang disinergikan antar berbagai instansi pemerintah daerah, ESDM, PLN supaya tepat sasaran, ini sambungan untuk masyarakat yang tidak mampu," jelasnya.

Dia mengungkapkan, dari total 80 ribu penerima BPBL se Indonesia, Kabupaten Banyumas menerima 1.476 sambungan. Sedangkan untuk tingkat Jawa Tengah sendiri terdapat 9.332 sambungan listrik gratis pada rumah tangga kurang mampu.

"Tahun ini untuk Banyumas 1.476, Jateng 9.332 dan Indonesia 80 ribu sambungan listrik gratis," ujarnya.

Khomsatun (37) salah satu warga RT 2/3 Desa Pernasidi, Kecamatan Cilongok yang menjadi penerima Program BPBL mengatakan jika bantuan pasang sambungan listrik baru gratis ini sangat membantu. Sudah selama 6 tahun rumahnya selalu bergantung pada aliran listrik tetangganya.

"Sangat terbantu buat saya, karena kalau tidak dibantu listrik gratis mungkin saya belum pasang. Rumah ini sudah sekitar 6 tahun. Jadi sejak saat itu hanya nyalur, tapi dayanya kecil, hanya 450 Watt dibagi dua rumah. Jadi kalau cuma lampu saja bisa, tapi kalau lampu nyala semua terus nyalain setrikaan anjlok," kata Khomsatun.

Untuk memenuhi kebutuhan pulsa listrik hasil nyalur dari rumah tetangga diakui Khomsatun dilakukan secara bergantian. "Jadi gantian beli pulsa listrik, sekali isi Rp 20 ribu, tapi kalau dipakai sendiri bisa 13 hari. Kalau dua rumah aktif, 8 hari mungkin habis," jelasnya.

Dia mengungkapkan, alasannya hingga 6 tahun belum memasang listrik di rumahnya karena ketidakmampuan secara ekonomi. Suaminya yang hanya bekerja sebagai buruh harian harus memenuhi kebutuhan rumah dan tiga anaknya.

"Alasan belum pasang listrik karena suami hanya buruh harian, jadi uangnya belum sampai, anak saya tiga yang paling besar SMK, jadi belum bisa pasang listrik," pungkasnya.

 

Editor : Aryo Arbi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut