JAKARTA, iNews.id - Gangguan seksual yang umum terjadi pada wanita. Gejala bisa bervariasi antar individu mulai dari yang ringan hingga yang berat. Hal ini bisa membuat Anda khawatir untuk melakukan hubungan seks sehingga mencoba menghindarinya.
Rasa nyeri pada vagina saat berhubungan seksual (dispareunia), tentu akan sangat mengganggu. Pada kondisi ini, penggunaan dilator vagina atau vaginal dilator dapat efektif mengurangi nyeri vagina tersebut.
Dilansir Klikdokter, Dilator vagina merupakan alat berbentuk tabung dari plastik ataupun silikon yang dimasukkan ke vagina. Ukurannya bisa bermacam-macam, namun biasanya sepanjang 4 inci dengan lebar yang variatif.
Fungsi dilator membantu meregangkan jaringan vagina. Alat medis ini juga bisa membantu wanita merelaksasi ataupun memperkuat otot dasar panggul.
Melansir Healthline, beragam kondisi dapat menimbulkan rasa sakit saat intercourse atau penetrasi. Jika Anda mengalaminya, konsultasikan kepada dokter.
Pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk menentukan penyebab rasa sakit. Terapi dengan vaginal dilator bisa menjadi bagian dari penanganan yang disarankan.
Berikut sejumlah kondisi yang disarankan menggunakan dilator vagina:
1. Menopause
Vagina dapat menyempit karena kadar estrogen yang rendah selama masa menopause. Rasa sakit saat berhubungan seks kerap dialami wanita pascamenopause.
Ketika vagina menyempit, akan lebih sulit dilakukan penetrasi. Kondisi ini bisa menimbulkan nyeri.
2. Vaginismus
Vaginismus adalah kondisi saat otot-otot vagina berkontraksi selama penetrasi. Kontraksi otot dapat membuat hubungan seksual atau penetrasi menjadi sulit dan terasa sakit.
Dokter Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan, “Pada penderita vaginismus, [dilator vagina] berfungsi untuk meregangkan otot vagina dan agar otot lebih relaks.”
3. Dispareunia
Rasa sakit pada area panggul atau genital selama berhubungan seksual dikenal sebagai dispareunia.
Dispareunia dapat terjadi karena beberapa penyebab, seperti vaginitis, fibroid rahim, sindrom iritasi usus, endometriosis, dan cedera saat melahirkan.
4. Vaginal Septum
Vaginal septum merupakan kondisi terbentuknya dinding jaringan di dalam vagina. Dinding ini bisa berbentuk vertikal atau horizontal, yang membagi vagina menjadi dua bagian.
Wanita tidak bisa melihatnya dari luar. Namun, vaginal septum bisa menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual pada beberapa wanita.
5. Selaput Dara Tidak Berlubang
Hymen adalah membran tipis yang melapisi “pintu masuk” vagina. Umumnya hymen memiliki pintu kecil.
Namun, ada juga wanita yang tidak memiliki pintu kecil pada hymen. Kondisi ini disebut
imperforate hymen atau selaput dara tidak berlubang.
Imperforate hymen biasanya dapat diatasi dengan operasi. Penggunaan dilator vagina mungkin direkomendasikan untuk menjaga lubang depan vagina tetap terbuka selama penyembuhan.
6. Masalah pada Vagina Terkait Terapi Kanker
Terkadang, radiasi ataupun operasi kanker dapat memengaruhi jaringan vagina. Hal ini terjadi terutama bila radiasi dilakukan pada panggul atau menjalani operasi yang menyebabkan menopause.
Untuk menjaga jaringan vagina tetap lembut dan fleksibel, Anda dapat menggunakan dilator vagina.
7. Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH) Syndrome
Wanita yang dengan sindrom ini memiliki vagina dan rahim yang kurang berkembang. Bahkan, ia bisa tidak memiliki vagina atau rahim sama sekali.
Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual, atau tidak dapat mengalami penetrasi.
Dilator dapat membantu meregangkan saluran vagina wanita dengan sindrom MRKH.
Editor : Arbi Anugrah