get app
inews
Aa Text
Read Next : Inisiatif Kilang Cilacap untuk Keberlangsungan Energi Nasional Masa Depan

Gawat, Gejala Narasi Politik Berbasis Kebencian Mulai Muncul

Sabtu, 05 November 2022 | 08:31 WIB
header img
Sosiolog UGM Arie Sujito

YOGYAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Gawat, pengulangan narasi politik berbasis kebencian disebut mulai muncul. Hal itu pernah terjadi dalam dua kali pilpres lalu.

Sosiolog UGM Yogyakarta Arie Sujito mengatakan bahwa saat sekarang mulai muncul pengulangan narasi politik berbasis kebencian. “Narasi tersebut muncul pada dua kali pilpres lalu. Modelnya adalah pembelahan sosial dengan konstruksi stereotype sebuah kelompok ini dengan  narasi agama, etnis, dan golongan sebagai komoditas politik dukung mendukung,”katanya kepada media di Yogyakarta, Jumat (4/11/2022).

Menurutnya, hampir semua media sosial bahkan di beberapa media mulai muncul narasi yang lagi-lagi basisnya adalah konstruksi strereotype. “Ada umpat-umpatan, hate speech, hoax, mulai deras mengalir ke percakapan sehari-hari kita lewat online maupun offline,”ujarnya.

Dijelaskan Arie, reproduksi kebencian dan jejak rivalitas berdasar kelompok dan identitas ini, tidak hanya dilakukan oleh kalangan awam saja. Bahkan itu juga terjadi di kelas menengah terdidik hingga golongan terpelajar di kampus.  

“Semua seperti kehilangan akal untuk membuat pertanyaan dan ide tentang problem bangsa. Politisi juga sama, mengalami pendangkalan melihat problem secara jernih, dan selalu menyalahkan teman sendiri hanya gara-gara perbedaan identitas,”ujarnya. 

Setidaknya ada 3 hal penting yang bisa dibaca dari munculnya gejala narasi politik kebencian tersebut. 

Pertama, ada kelompok-kelompok lama yang memang sengaja membelihara politik berbasis kebencian agar bisa survive. Kedua, media dan publik terlalu terpukau oleh manuver-manuver elit kandidat yang mau maju. Dan ketiga, pendekatan yang selama ini dipakai untuk mentransformasikan politik demokrasi kurang berhasil gara-gara tidak mengkoreksi pendekatannya karena hanya mengandalkan pendekatan hukum yang elitis.  

Sesungguhnya, saat sekarang bangda telah kehilangan energi untuk menghadapi masalah sesungguhnya, seperti resesi dunia, perubahan iklim, ketimpangan, kemiskinan, dan isu kesehatan.”Ini sesungguhnya yang harus menjadi perhatian,”tandasnya. 

Artikel ini telah tayang dengan judul Sosiolog UGM Arie Sujito Sebut Ada Gejala Pengulangan Narasi Politik Berbasis Kebencian
 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut