get app
inews
Aa Text
Read Next : DPRD Banyumas Kunja ke Bandung Barat, Cari Tahu Cara Tarik Investor Kembangkan Pariwisata

Ini Penyebab Bitcoin Kembali Anjlok

Senin, 06 Desember 2021 | 19:20 WIB
header img
Ilustrasi Bitcoin. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Dalam jangka waktu 24 jam, bitcoin turun drastis hingga 42.000 dolar AS, disusul mata uang kripto besar lainnya yang anjlok hingga 15 persen. 

Aset kripto dengan kapitalisasi terbesar di dunia itu, turun hingga hampir 40 persen dari titik ATH (rekor tertingginya sepanjang masa) yang dicapai pada 9 November 2021 lalu. 

Ini menyebabkan harga Bitcoin berada di level 42.019,86 dolar AS atau setara dengan Rp607.050.412,46 menurut data CoinDesk. Penurunan ini juga merupakan titik terendah Bitcoin dibandingkan dengan dua bulan terakhir, sejak September 2021. 

Akibat penurunan tersebut, mayoritas mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar yang besar ikut turun. Di hari yang sama, Ethereum (ETH), Avalanche (AVAX), dan Shiba Inu (SHIB) mengalami penurunan hingga 15 persen. Binance Coin (BNB) turun hingga 13 persen, Solana (SOL) 18 persen, Polkadot (DOT) 25 persen, Cardano (ADA) 20 persen, Ripple (XRP) 26 persen, dan Dogecoin (25 persen). 

Co-Founder Zipmex Indonesia, Raymond Sutanto, mengatakan bahwa koreksi ini sebenarnya masih merupakan hal yang normal dan sehat. Koreksi yang terjadi merupakan bagian dari kondisi pasar yang tidak bisa dielakkan, namun masih dapat dimanfaatkan. 

“Dalam kondisi ini, investor sebaiknya memanfaatkan momen yang ada sesuai dengan profil risiko yang mereka miliki," kata Raymond, dalam keterangan, Senin (6/11/2021).

Menurut dia, untuk investor yang memiliki profil risiko dengan toleransi tinggi, momen koreksi BTC bisa dianggap sebagai diskon untuk memasuki pasar dan membeli Bitcoin di harga yang lebih murah atau istilahnya buy the dip. 

"Sedangkan bagi investor dengan tingkat toleransi yang kecil, bisa membeli secara akumulatif atau menggunakan metode dollar cost averaging (DCA),” ujar Raymond. 

Berikut 3 faktor yang membuat Bitcoin mengalami penurunan yang signifikan beberapa hari terakhir:

1. Ditolaknya WisdomTree Bitcoin Trust oleh SEC

The Securities and Exchange Commision menolak reksa dana WisdomTree Bitcoin Trust pada 1 Desember 2021 lalu. Hal ini disebabkan karena proposal yang diajukan WisdomTree Bitcoin Trust belum mampu memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh SEC mengenai pencegahan tindakan manipulatif dan kecurangan.

2. Bitcoin Dianggap Sebagai Kompetitor Sistem Perbankan Dunia

Gary Gensler, Ketua Komisi SEC mengungkapkan bahwa Bitcoin merupakan kompetitor bagi sistem perbankan dan konsensus keuangan di seluruh dunia. Anggapan ini merupakan tanggapan atas tujuan diciptakannya Bitcoin oleh Satoshi Nakamoto. Sebab, Bitcoin awalnya diciptakan pada 2009 sebagai reaksi Nakamoto terhadap krisis keuangan hebat yang melanda Amerika pada 2008. 

3. Fed Tapering 

The Federal Reserve (The FED) akan mulai mengurangi pembelian aset atau tapering demi menarik kembali sejumlah besar bantuan yang telah disalurkan oleh bank sentral AS. Hal ini dilakukan untuk menormalisasi kebijakan moneter dan menaikkan suku bunga pada tahun 2022, tepatnya pada Juni, September, dan Desember. 

Kebijakan tapering tersebut membuat kebanyakan investor memutuskan untuk melepaskan aset-aset berisiko seperti saham dan aset kripto. Kemudian memutuskan untuk beralih ke dolar AS yang dianggap akan menguat. 

Tren tersebut dapat dilihat dari penurunan kapitalisasi pasar aset kripto yang tadinya berada di angka 1,1 triliun dolar AS menurun hingga 900 miliar dolar AS hanya dalam hitungan jam. Di waktu yang bersamaan, tingkat likuidasi pasar meroket hingga 2,5 miliar dolar AS yang berasal dari 400 ribu trader. 

Menariknya, kendati mengalami penurunan yang signifikan, kondisi tersebut juga dimanfaatkan dengan baik oleh El Salvador. Di tengah harga Bitcoin yang merosot, Presiden El Salvador Nayib Bukele justru membeli 150 BTC. 

Pembelian BTC itu merupakan salah satu cara El Salvador mewujudkan impiannya membangun kota Bitcoin yang rencananya akan berdiri di kawasan tenggara La Union. 

Terlepas dari naik turunnya harga Bitcoin, salah satu perusahaan analitik terdepan di aset kripto, MicroStrategy melakukan akumulasi selama periode Oktober-November 2021 hingga mencapai 7.000 BTC dengan total dana pembelian 414 dolar AS.

 

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut