"Kedepan, pembangunan di wilayah desa harus ada peta lokasinya. Sehingga, ketika akan dicek dari kecamatan, kabupaten ataupun pusat, akan lebih mudah terkontrol karena ada data visualnya," kata Fajar melanjutkan.
"Kegiatan masa sekarang harus bisa tervisualkan. Bukan hanya tulisan. Sehingga data perencanaan ataupun realisasi akan lebih mudah dipahami dan dipertanggungjawabkan," imbuh lulusan S2 Teknik Geodesi dan Geomatik UGM ini.
Output data berbasis sistem informasi geografis ini tidak hanya terkait infrastruktur, tetapi juga bisa peta risiko kebencanaan, peta kependudukan, peta kerawanan penyakit, peta batas wilayah.
"Ini bisa dihasilkan sesuai kebutuhan desa masing-masing, ketika pemetaan bisa dilakukan secara konsisten," kata Hikmah.
Sementara itu, Ketua Panitia Workshop, Dian Sandri, S.T, M.T mengatakan output dari pelatihan ini bisa membuat pemerintah desa bisa memetakan potensi di desanya, secara mandiri.
"Sehingga sistem informasi desa yang dimiliki pemerintah desa, bisa lebih mendukung penataan ruang di masing-masing desa," kata Dian.
Plt Rektor ITBMP Purbalingga, Dr. A.P. Rudiyanto, S.Pd, M.Si ketika memberikan sambutan berharap adanya workshop ini bisa meningkatkan skill pemetaan bagi pemerintah desa dan mahasiswa ITBMP.
"Dalam konteks Kabupaten Purbalingga, workshop ini menjadi salah satu upaya ITBMP Purbalingga mendukung program digitalisasi desa dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga," kata Rudi.
Editor : EldeJoyosemito