Ketika itu, suara gemuruh longsor terdengar jelas, lantaran letaknya hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari pusat Desa Pekasiran. Meski mendengar suara longsoran, namun tak ada warga Pekasiran yang berani mendekat.
Sebab, saat itu kabarnya tanah di Pegunungan Pengamun-amun masih terus bergerak. Baru pada pagi harinya saat warga hendak pergi ke ladang atau merumput baru mengetahui jika Dusun Legetang sudah rata dengan tanah.
Warga yang saat itu mengetahui Dusun Legetang sudah rata dengan tanah sontak langsung menangis, mereka meratapi keluaganya yang tinggal dan tertimbun longsoran. Bahkan, tinggi material tanah longsor yang menimbun desa itu lebih dari 2 meter.
Sejak saat itu, upaya pencarian korban yang dapat dilakukan hanya disekitar rumah tokoh masyarakat dusun Legatan, karena keterbatasan alat yang ada. Jasad warga Legetang pun masih terkubur bersama tempat tinggalnya.
Editor : Arbi Anugrah