get app
inews
Aa Read Next : Unsoed Dirikan Klinik Pratama di Blater Purbalingga untuk Lengkapi Fasilitas Kesehatan

Pelecehan Seksual di BEM Unsoed, Rektor: Saya Baru Tahu!

Jum'at, 10 Desember 2021 | 12:56 WIB
header img
Rektor Unsoed, Suwarto. (Foto: Dok/Ist)

PURWOKERTO,iNews.id - Pelecehan seksual diduga dilakukan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) terhadap korbannya yang ternyata pengurus BEM juga. Lantas bagaimana sikap Rektor Unsoed, Suwarto bersikap?

Suwarto saat dihubungi mengatakan, mengaku baru mengetahui kasus tersebut. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan.

"Saya baru tahu mas... WR3 blm laporan. Nanti saya diskusikan dengan bidang kemahasiswaan," katanya dalam pesan singkatnya.

Sementara  Pihak BEM Unsoed sendiri membenarkan peristiwa itu dan telah memberhentikan secara tidak hormat (SP3) terhadap pelaku. Pernyataan tersebut dikutip dari akun BEM Unsoed @bem_unsoed yang merilis secara resmi polemik kasus tersebut. 

Presiden Bem Unsoed, Fakhrul Firdausi membenarkan kasus tersebut ramai menjadi perbincangan diakun twitter @Unsoedfess1963 pada Rabu, 8 Desember 2021, sehingga pihaknya perlu memberikan sikap.

"BEM Unsoed telah menawarkan kepada korban untuk membawa kasus ini kepada lembaga yang lebih profesional, seperti Unit Layanan Pengaduan dan Kekerasan (ULPK) Unsoed melalui Kementerian Adkesma BEM Unsoed maupun konseling dengan psikolog. 

Fakhrul Firdausi juga menjelaskan mengapa rilis tersebut dengan harapan kita tidak membesar- besarkan kasus ini. "Karena ketika kasus ini terus di besar-besarkan, kondisi psikis korban yang kembali terganggu, gitu harapannya," kata dia Jumat (10/12/2021).

Penanganan dari BEM terhadap korban, kata dia,  sudah berkonsultasi dengan unit layanan pelecehan dan kekerasan yang ada di Unsoed. 

"Jadi memang korban masih kita tangani sampai sekarang, sebenarnya kemarin sudah sempat pulih, sudah bisa beraktivitas seperti biasa, tapi karena viral di Twetter itu akhirnya kembali menganggu kondisi psikis korban. Makanya kita terus lakukan pemulihan lagi sampai sekarang," ujarnya. 

"Justru harapannya kita membuat rilis itu dengan tujuan agar publik bisa memahami kondisi korban ini seperti apa, tapi karena sudah terlanjur viral dan opini yang berkembang sudah terlanjur liar, sehingga akhirnya sulit untuk di kontrol." pungkasnya.

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut