JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Misteri belati hitam yang tersimpan dalam makam Firaun Tutankhamun (alias Raja Tut) hingga kini belum terungkap. Belati besi hitam yang terbungkus kain linen itu tepat berada di sisi mumi Tutankhamun, merupakan indikator utama bahwa itu adalah salah satu harta paling berharga milik firaun.
Meski sudah berusia 3.300 tahun, namun belati berangka emas ini tidak berkarat. Para arkeolog juga belum berhasil mengungkap logam apa yang digunakan untuk membuat bilah belati yang terlihat masih berkilat itu.
Namun, beberapa teori menyimpulkan jika bilah pisau itu merupakan logam meteorit dari luar angkasa. Meski demikian tidak ada bukti konklusif untuk mendukung teori tersebut.
Membongkar misteri kutukan mumi Mesir kuno dan kematian misterius Firaun Tut. Foto: Okezone
Bahkan, untuk mengetahui jenis logam dalam belati besi hitam itu, sekelompok ilmuwan Mesir dan Italia menggunakan proses "spektrometri fluoresensi sinar-X" untuk mendefinisikan metalurgi artefak secara lebih detail.
Berdasarkan hasil pemindaian diketahui jika bahan-bahan utama dari bilah pisau tersebut memang berasal dari surga. Diantaranya terdiri dari komposisi campuran nikel, besi, dan kobalt, sangat cocok dengan unsur kandungan meteorit yang pernah ditemukan di sekitar timur laut Afrika.
Penemuan ini, menunjukkan jika orang Mesir saat itu telah mengenal batu-batuan dan logam dengan sangat baik, dan mereka sangat menghargainya.
“Ada dua artefak besi berharga dari Mesir kuno yang sejauh ini dianalisis secara akurat berasal dari meteorit. Kami menduga zaman Mesir Kuno hingga Abad ke-14 SM, mampu memproduksi benda-benda untuk perhiasan atau upacara dari besi yang terkandung dalam meteorit,” keterangan Laporan Ilmiah tentang masalah ini yang diterbitkan di Meteoritics and Planetary Science, dikutip SINDOnews dari laman the war zone, beberapa waktu lalu.
Selama pemerintahan Tutankhamun atau Raja Tut, Dewa Matahari Ra begitu diagungkan dan disembah. Maka tak heran jika memiliki belati—senjata dan alat upacara terkemuka pada saat itu—yang terbuat dari bahan atau logam yang dijatuhkan dari langit akan sangat berharga.
Karena secara harfiah dapat diartikan sebagai senjata yang dikirim dari Tuhan. Meskipun membuat belati yang cantik dan fungsional itu terbuat dari pecahan meteor ditambah dengan keterampilan tersendiri. Setidaknya belati ini membuktikan jika kemampuan mengolah logam bangsa Mesir sudah baik salama pemerintahan Tutankhamun.
“Dalam konteks ini, kualitas pembuatan pisau belati Tutankhamun yang tinggi merupakan bukti kepiawaian para pandai besi pada abad ke-14 SM. Perlu analisis lebih jauh tentang komposisi belati ini dan artefak besi kuno lain yang tetap dalam kondisi baik setelah sekian lama,” lanjut laporan Meteoritics and Planetary Science.
Sehingga disimpulkan jika pisau belati milik Raja Tut terbuat dari logam yang berasal dari luar angkasa, tentu sangat ajaib bahkan mistis untuk ukuran pada masa itu. Meski demikian, sudah menjadi kebiasaan dalam budaya Mesir kuno, jika seorang penguasa akan dikubur bersama dengan harta yang paling berharga miliknya agar dapat dibawa hingga alam baka.
Editor : Arbi Anugrah