Mengenai pembongkaran makam tersebut, para arkeolog awalnya ragu. Mereka khawatir apabila penggalian bisa merusak makam dan kehilangan informasi sejarah yang penting. Kini hanya teknik arkeologi invasif yang bisa digunakan untuk memasuki makam, yang berisiko tinggi menyebabkan kerusakan yang tak bisa diperbaiki.
Salah satu contohnya berasal dari penggalian Kota Troy pada 1870-an oleh Heinrich Schliemann. Karena keterburu-buruannya, karyanya menyebabkan kehancuran hampir semua jejak kota yang ingin dia temukan. Karena itu, para Arkeolog tidak mau kejadian serupa terulang kembali.
Para ilmuwan sudah melontarkan gagasan untuk menggunakan teknik non-invasif tertentu untuk melihat ke dalam makan. Adapun salah satu idenya yakni memanfaatkan muon, produk subatomik dari sinar kosmik yang bertabrakan dengan atom atmosfer bumi. Muon bisa mengintip melalui struktur seperti sinar-X tingkat lanjut.
Di sisi lain, membuka maka bisa mendatangkan bahaya yang jauh lebih cepat dan mematikan. Karena, dalam sebuah catatan yang ditulis oleh sejarawan Tiongkok Kuni, Sima Qian sekitar 100 tahun setelah kematian Qin Shi Huan. Dia menjelaskan bahwa makan itu terhubung dengan jebakan yang dirancang untuk membunuh setiap penyusup.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta