Dalam riwayat disebutkan bahawa Sa'ad kemudian menggali sumur lalu beliau waqafkan dan beliau katakan, “Ini sumur untuk Ummu Sa’ad (ibundaku).”
وعن أنس رضي الله عنه أن سعدا أتى النبي فقال، ”يا رسول الله، إن أمي توفيت ولم توص أفينفعها أن أتصدق عنها“. قال، ”نعم وعليك بالماء“. (رواه الطبراني في الأوسط)
Dan dari Anas rohimahulloh anhu bahwa Sa'ad datang kepada Nabi lalu berkata, “Wahai Rasulullah, ibuku telah wafat dan belum berwasiat, maka apakah bermanfaat bagi beliau jika aku sedekah untuknya”. Jawab baginda, “Ya dan hendaknya engkau sedekahkan air”. (HR ath-Thabrani al-Awsath. Shahih Targhib 1/233)
Sementara Al-Qurthubi berkata memberi air merupakan termasuk ibadah paling agung di sisi AllahTa'ala Sebahagian Tabi'in berkata, “Barang siapa yang banyak dosanya, maka hendaklah dia memberi air”. Dan Allah mengampuni dosa-dosa seseorang karena memberi minum kepada seekor anjing, maka apalagi memberi air kepada seorang mukmin yang bertauhid dan menjadikannya hidup karenanya. (Al-Jami li Ahkamil Qur'an, al-Qurthubi 7/215)
Berdasarkan penjelasan hadits tentang keutamaan sedekah air yang dijelaskan tersebut, setiap tetesan air yang di sedekahkan merupakan pahala dihari kiamat. Ini didasarkan pada hadits riwayat Imam Bukhari dari Jabir, yang berkata:
"Barangsiapa menggali air, maka tiada meminum darinya mahluk hidup dari bangsa jin, manusia, dan burung kecuali Allah akan memberinya pahala di hari kiamat."
Maka, sudah sepatutnya menolong makhluk hidup, khususnya seseorang yang tengah kekurangan air akan menjadi amalan yang sangat berguna. Contohnya ketika ada sekelompok masyarakat yang sedang kesulitan mendapatkan air. Lalu ada seseorang yang berwakaf atau bersedekah air dengan cara membuat sumur atau mengalirkan air ke tempat-tempat sulit untuk kepentingan masyarakat banyak, apalagi bantuan ini sangat bermanfaat bagi mereka yang tengah kesulitan.
Wallahu’alam
Editor : Arbi Anugrah