PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Tanggal 29 Januari memiliki beberapa peristiwa penting bagi bangsa Indonesia, salah satunya adalah wafatnya Jenderal Besar TNI Raden Soedirman 73 tahun yang lalu. Sebagai Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) pertama, Soedirman merupakan sosok yang sangat dihormati di Indonesia.
Untuk mengingat dan menambah wawasan sejarah, berikut catatan perjalanan Jenderal Soedirman sejak lahir hingga meninggal dunia pada 29 Januari seperti dikutip iNewsPurwokerto.id dari berbagai sumber, Minggu (29/1/2023).
Perjalanan Hidup Hingga Meninggalnya Jenderal Soedirman
Jenderal Besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman atau Sudirman lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916 dan meninggal di Magelang, 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun.
Jenderal Besar Soedirman merupakan seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Sebagai panglima besar TNI pertama, Soedirman adalah sosok yang dihormati di Indonesia.
Lahir dari pasangan rakyat pribumi biasa di Purbalingga, Hindia Belanda. Sang ayah Karsid Kartawiraji merupakan seorang pekerja di pabrik gula Kalibagor Banyumas, sedangkan ibunya Siyem merupakan keturunan Wedana Rembang.
Soedirman lantas diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi dan menjabat sebagai camat bernama Raden Cokrosunaryo. Sudirman tidak diberitahu bahwa Cokrosunaryo bukanlah ayah kandungnya hingga ia berusia 18 tahun.
Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan atau organisasi Pramuka Hizbul Wathan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah.
Ditingkat sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada Islam.
Pada 1936, Soedirman menikahi Alfiah, mantan teman sekolahnya yang merupakan putri seorang pengusaha batik kaya bernama Raden Sastroatmojo. Setelah menikah, Sudirman tinggal di rumah mertuanya di Cilacap hingga kemudian dikaruniai tiga orang putra; Ahmad Tidarwono, Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi, dan Taufik Effendi, serta empat orang putri; Didi Praptiastuti, Didi Sutjiati, Didi Pudjiati, dan Titi Wahjuti Satyaningrum.
Editor : Arbi Anugrah