PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Ada inspirasi dari quotes beken seorang Albert Einstein. Quotes itu adalah, “Education is not the learning of facts, but the training of the mind to think”.
Kalimat itulah yang menginspirasi Kepala SD (Primary) Yohanes Tri Cahyadi dan F David Ludiranto, Kepala SMA (Secondary) ketika berkolaborasi menggelar Puhua Student Fair pada Jumat (17/2/2023) yang berlangsung di SMA Nasional Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan atau Puhua School.
Dengan basus ilmu sains seperti disika, kimia, biologi dan bisnis yang menjadi mata pelajaran di sekolah, siswa siswi SD kelas 3 sampai 6 dan kelas 10 serta 11 membuat penelitian science. Sebelumnya, berwujud teori ilmiah dalam buku, diaktivasi menjadi proyek nyata yang luar biasa kreatif sekaligus bermanfaat bagi kehidupan.
Robot pembersih dan sabun minyak jelantah
Siswa kelas 10 dan 11 menampilkan 11 project dari 11 kelompok berisi 5-6 orang dimana hasil ujicobanya begitu lekat bahkan bermanfaat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Misalnya ada siswa merancang sebuah robot pembersih lantai atau vacuum cleaner berbasis sebuah perangkat elektronik bernama Arduino. Lalu ada Rain Detector yang dapat mengeluarkan sinyal ketika hujan akan datang.
Selain itu ada Watering using solar power yang bermanfaat untuk pengairan kebun melalui pompa air yang digerakkan oleh energi panas matahari menjadi energi listrik.
Tidak kalah keren ada uji coba pada katak yang menunjukan adanya Electrical Stimulation of a frog untuk mengetahui apakah sel tubuh masih dapat melakukan respon setelah katak mati.
Tak cukup sampai di sana, kegiatan ilmiah siswa berbentuk pameran ini juga ada yang menciptakan wewangian dan sabun yang bermanfaat bagi kehidupan kita melalui eksperimen Essential Oil Extraction.
Berbahan dasar bunga mawar, siswi Puhua melakukan proses ekstraksi menggunakan metode destilasi. Tujuannya untuk mendapatkan ekstrak bunga mawar untuk dijadikan bahan dasar parfum.
Di antara penelitian science ini ada juga siswa yang mengolah minyak bekas atau jelantah untuk diubah jadi barang bermanfaat yaitu sabun padat dalam proyek making soap from used oil.
Tidak kalah menakjubkan, proyek siswa juga ada yang meneliti DNA (genetika) pada buah dalam proyek DNA Extraction, lalu ada Simple Electric Generator (mengubah energi gerak menjadi energi listrik menggunaka dinamo), Dancing Flame, Greenhouse Gases (meneliti rumah kaca menggunakan akrilik dan melihat pengaruhnya pada tanaman), hingga Vitamin C Titration (cara mengecek kandungan vitamin C apakah sudah sesuai dengan yang tertulis di kemasan minuman botolan).
Di bawah bimbingan guru science Budi Lindrawati dan Anggih Saraswati seluruh penelitian ini disiapkan selama kurang lebih 45 hari.
“Practice Makes Perfect menjadi kunci tema Science Fair yang diselenggarakan tahun ke-2 di Puhua School ini,” kata David Ludiranto Kepala Sekolah SMA Puhua.
Rain detector yang merupakan hasil karya siswa Puhua School. (Foto: Istimewa)
“Sebelum memulai penelitian siswa didorong melakukan tahap yang benar mulai dari perencanaan, penelitian, hingga kemampuan mengukur derajat keberhasilannya, tegas David sang Kepala Sekolah.
Siswa SD Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan (Puhua) pamerkan karya ilmiah hologram, circuit electric hingga katrol.
Para siswa mempraktikkan karya. (Foto: Istimewa)
Tahun ini SD Puhua mengusung Science Fair bertema “Experience The World with Five Senses : Sight, Smell, Touch, Taste, Hearing”.
Menurut Kepala Sekolah SD Puhua, Yohanes Tri Cahyadi, “Lima indera (5 senses) manusia menjadi inspirasi membangun penelitian ilmiah ini karena kesatuan panca indera di dalam tubuh manusia mewakili seluruh elemen hidup yang mendasar. Mulai dari penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran, hingga tekstur.”
Proyek berbasis Hearing atau pendengaran antara lain ada Sound Vibration in Water, hingga Seeing Sound. Lalu dengan indera penglihatan, ada proyek sains membuat hologram, optical illusion in water, hingga circuit electric. Di indera penciuman ada siswa yang membuat yoghurt, sistem peragian (yeast), hingga melihat reaksi bikarbonat akibat pencampuran soda dan cuka.
Di indera sentuhan atau touch, siswa bereksperimen dengan beragam alat dan bahan, mulai dari animal adaptation, membuat parasut, dan masih banyak lagi.
Ada sekitar 36 hasil karya sains yang dipersiapkan sejak Desember 2022 oleh siswa kelas 3 sampai 6 SD Puhua yang terbagi atas kelompok berisi 4 sampai 5 anak. Khusus siswa SD, proyek sains dimulai dengan sebuah hasil analisa berbentuk poster presentation berukuran satu meter yang isinya adalah laporan penelitian beserta pembuktian uyang diujikan di hadapan pengunjung. Lalu siswa harus bisa membuat data grafik lengkap dengan foto, juga tujuan dan masalah, serta hipotesis awal, dan prosedur.
Anak anak juga diajak berpikir sistematis melalui pembuatan result/hasil, konklusi, hingga rekomendasi. Penjelasan ini akan dipajang di setiap meja pameran dan siswa akan menjelaskan hasil analisanya secara langsung pada para pengunjung pameran.
“Di titik ini siswa didorong mampu berpikir kritis, memiliki penalaran yang logis, juga membuat tindakan yang sistematis untuk mencapai hasil yang diinginkan,”ujar Yohanes.
Ajarkan kelas bisnis
Di tengah koridor area pameran sains, deretan meja serupa festival makanan digelar siswa kelas 10 dan 11 yang mempraktikkan mata pelajaran bisnis. Ada 10 grup bisnis yang diberi nama unik, Space Tour yang berjualan orang juice, lalu Vestop Cafe yang memproduksi oreo milk bath dan fresh ice float.
Tak ketinggalan ada Amon’s La Mian yang berjualan ramen, lalu Sweet Station yang menjual kukis serta dessert box.
Anak-anak juga ada yang memproduksi churros dan risol di gerai Neaky Snack, hingga aneka pizza dan donat buatan Astronout Space. Gerai unik bernama Remaja Kreatif mengolah sajian Mac and Cheese dan Macaroni Bolognaise hingga Ice Milky Coke.
Tresdelicieux menjual mi helemehoy dan deli platter. Unik ya? Tak ketinggalan Sweet Treats dan Halmeoni yang mengangkat hidangan khas korea dan jepang seperti gimbab, bingsu, dan mile crepes juga mochi daifuku yang terkenal itu. Seluruh makanan dijual anatra Rp 5 ribu sampai Rp 20 ribu-an.
Makanan yang dijual di sini harus melalui proses business plan sesuai dengan teori bisnis yang mereka pelajari di kelas. Mulai dari kelengkapan presentasi karena ide awalnya harus dijabarkan detil lebih dulu berbentuk business plan tiga minggu sebelum acara digelar.
Lalu kejelasan bahasa, cara display produk, hingga attitude with buyers, creative marketing dan team work menjadi parameter bisnis dalam bobot penilaian antara 15-20 persen dari keseluruhan 100 persen karya.
Di bawah bimbingan guru mata pelajaran bisnis di Puhua, Titis Fillaelly, siswa mampu membangun sebuah “gerai makanan” yang dijual resmi di hari yang sama dengan penyelenggaraan Science Fair 2023.
Menurut Titis guru Puhua, “Business Fair ini bertujuan untuk mendorong siswa mampu berkarya menciptakan produk sendiri, mampu memasarkan produk, belajar berkomunikasi bisnis dengan baik, dan praktik bisnis langsung tidak hanya teori, hingga mampu menghitung modal dan keuntungan serta belajar pola pikir berbasis leadership.”
Editor : EldeJoyosemito