get app
inews
Aa Text
Read Next : Wamendikdasmen Dorong Mutu Pendidikan dan Diferensiasi Siswa di Purwokerto

Puhua Secondary Science and Business Fair 2025: Rakit Mobil Balap dan Bikin Plastik dari Kulit Jeruk

Minggu, 26 Januari 2025 | 08:24 WIB
header img
Hasil dari kegiatan Science and Business Fair 2025 Puhua School. (Foto: Istimewa)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan atau Puhua School terus memacu seluruh siswanya mampu melakukan inovasi melalui kegiatan Science and Business Fair 2025 yang berlangsung pekan ini di Gedung SMP-SMA Puhua. 

Aktivasi pembelajaran secara nyata diwujudkan dalam bentuk proyek berkelompok. Hasilnya luar biasa menakjubkan. Salah satu program tetap di Kaldik (Kalender Pendidikan) Puhua tahun ini yang spektakuler adalah hadirnya Go-Kart, sebuah mobil balap yang dirakit oleh siswa kelas 11 (Cleo, Nicolleta, Tiffany, Iris dan Heidi). 

Kelimanya mengumpulkan modal sebesar Rp 6 juta dari hasil berjualan makanan secara online untuk membeli alat dan bahan perakitan mobil racing ini. Material yang serbaefisien namun fungsional digabungkan dengan teknik dasar dan prinsip fisika memberikan mereka pengalaman luar biasa saat memecahkan masalah dalam menangani mekanika kendaraan, prinsip desain, sekaligus menerapkan keterampilan manajemen dan kerjasama tim. 

Tak mau kalah, kelompok kelas 10 (Pasha, Joseph Evander, Arya dan Devano) merancang sebuah rumah mini bertenaga surya. Mereka membuktikan energi terbarukan menggunakan panel surya dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya konvensional dan menyoroti pentingnya kesadaran lingkungan melalui inspirasi mereka mengenali potensi sumber daya ramah lingkungan berskala kecil dalam kehidupan sehari-hari. 

Garis berkesadaran lingkungan memang jadi sorotan seluruh siswa. Tak heran kelompok kelas 10 lainnya (Grace, evelyn, Natalia, Chroistian Radja, Oliver Caren, dan Aldent) menyoroti peningkatan sampah organik dari kulit buah untuk dijadikan bahan baku bioplastik. Limbah yang mengandung selulosa dan polisakarida ternyata dapat diubah menjadi bahan plastik ramah lingkungan. 

Kulit pisang dan kulit jeruk yang kaya selulosa diolah dengan sodium alginate, kalsium klorida, serta gliserin dan minyak kelapa agar hasil bioplastik lebih lentur. Penggunaan bahan alami dan terbarukan ini berhasil menggantikan fosil sintesis akibat polusi kresek yang sulit terurai.

Di dalam pelestarian keanekagaman hayati, ada dua proyek berbasis pelestarian tumbuhan dengan teknik pengeringan yaitu Herbarium dan satu lagi Carnivoprous Plants yang berfokus pada 3 jenis tanaman karnivora (venus flytrap, kantong semar, dan sundew). 

Keduanya sama sama mengeksplorasi keanekaragaman hayati terkait pentingnya pelestarian lingkungan dan mempelajari karakteristik tumbuhan yang ternyata rentan punah di lingkungan yang tidak seimbang.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut