BANJARNEGARA, iNews.id- Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memastikan, status Kawah Sileri di kompleks gunung api Dieng masih berada di level 1 atau normal. Informasi tersebut disampaikan melalui rilis yang diterima redaksi, Jumat (30/4/2021).
Dalam rilis disebutkan, saat ini dua kawah utama di kompleks gunung api di Dieng mendapat pantauan khusus karena menunjukkan aktivitas paling aktif di antara 16 kawah yang ada.
Dua kawah itu meliputi Kawah Timbang dan Kawah Sileri yang mengalami erupsi pada Kamis (29/4/2021), sekitar pukul 18.25 WIB. Rilis PVMBG itu juga menyebut, berdasarkan pengamatan secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, terpantau aktivitas vulkanik pada kedua kawah tersebut.
Selama periode 1 Januari hingga 29 April 2021, Gunung Dieng terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap Kawah Sileri berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal, dengan ketinggian sekitar 1-70 meter dari atas dasar kawah.
Pada 29 April 2021, terjadi erupsi freatik menghasilkan lontaran material 400 meter ke arah selatan berupa batuan dan lumpur. Sementara ke arah timur juga terlontar material batuan hingga 200 meter dan lumpur 300 meter, ke arah barat 200 m berupa lumpur. Tinggi lontaran lumpur tidak teramati, karena terjadi malam hari.
Jumlah dan jenis gempa yang terekam selama Januari hingga 29 April 2021, terdiri dari 30 kali gempa Tornillo, 147 kali gempa Tektonik Lokal, 2 kali gempa Terasa, 31 kali gempa Tektonik Jauh, dan 48 kali gempa Vulkanik Dalam.
Pada 29 April 2021, terekam 1 kali gempa letusan pada pukul 18.25 WIB dengan amplitudo maksimum 42,7 mm dan lama gempa 108,15 detik.
Erupsi yang terjadi bersifat freatik, tidak didahului oleh kenaikkan gempa-gempa vulkanik yang signifikan. Hal itu menandakan tidak adanya suplai magma ke permukaan.
Erupsi yang terjadi pada 29 April 2021, lebih diakibatkan oleh over pressure dan aktivitas permukaan. Erupsi hanya berlangsung singkat, tidak diikuti oleh kenaikan kegempaan dan perubahan visual yang mengarah pada rangkaian erupsi yang lebih besar.
Mengingat sifat dan karakter erupsi, saat ini potensi erupsi freatik masih bisa terjadi dengan tidak didahului oleh peningkatan aktivitas visual atau pun kegempaan. Potensi ancaman bahaya berupa semburan material batuan dan lumpur di sekitar kawah.
Pasca erupsi, baik secara visual maupun instrumental tidak teramati adanya gejala perubahan sifat erupsi ataupun peningkatan potensi ancaman bahaya di Kawah Sileri. Untuk saat ini masyarakat diimbau untuk menjauh dengan radius 500 meter dari bibir kawah.
Editor : BayuSasongko