JAKARTA, iNews.id - Perkembangan teknologi dari masa ke masa terus ke arah yang lebih canggih, membuat banyak industri mengalami kemajuan pesat. Perkembangan teknologi merambah berbagai sektor dan hasilnya dapat ditemukan dengan cukup mudah.
Tapi ternyata, kemajuan teknologi juga mempengaruhi industri prostitusi. Hal ini dijelaskan dalam buku Wisata Seks Dalam Industri Pariwisata karya James J. Spillane S. J.
Tahun 1997, 1,5% jaringan telepon internasional merupakan telepon seks dengan tingkat penjualan global sebesar USD 2 miliar. Di Amerika Serikat, "video dewasa" mencapai tingkat penjualan dan penyewaan sebesar USD 2,5 miliar per tahun.
Internet juga merupakan hasil perkembangan teknologi yang paling penting dalam industri seks global. Internet berhasil menghapus penghalang terbesar dalam penjualan pornografi dan pelayanan seksual, yaitu rasa malu dan ketidaktahuan.
Dulu, pelanggan yang kurang puas tidak dapat mengeluh. Sekarang mereka dapat melaporkan pengalaman kurang memuaskan ini dalam internet dan memperingatkan orang lain.
PSK juga bisa mempromosikan diri dan menggoda para pelanggan dengan foto mereka melalui internet. Selain itu, internet merupakan alat untuk mencari dan menciptakan pasar baru dengan potensial yang besar.
Namun, prostitusi diketahui juga melibatkan anak-anak. Dan jumlah anak anak yang terlibat dalam industri wisata seks cukup sulit untuk diukur.
Menurut data dari UNICEF, mereka memperkirakan sekitar satu juta anak terjerumus ke dalam lembah hitam dan industri seks. PBB juga memperkirakan, bisnis prostitusi anak-anak dan pornografi di seluruh dunia bernilai empat milyar dollar.
Hasil penelitian di Asia juga menunjukkan bahwa satu juta anak menjadi korban eksploitasi seks, dan puluhan juta lainnya menjadi korban dari berbagai bentuk pelanggaran seksual lainnya.
Tidak mudah untuk mengetahui seluruh seluk-beluk pelacuran anak-anak, karena banyak praktek pelacuran anak-anak dirahasiakan orang.
Editor : Arbi Anugrah