JAKARTA, iNews.id - Ini sejarah mengapa 1 hari dihitung selama 24 jam. Kemudian 1 jam 60 menit serta 1menit 60 detik. Asal-usulnya ternyata dari beberapa kebudayaan kuno dengan pengetahuan astronominya yang mengagumkan.
Dr Nick Lomb, konsultan kurator astronomi, dari Sydney Observatory mengatakan, metode membagi satu hari menjadi 24 jam, satu jam menjadi 60 menit, dan satu menit menjadi 60 detik tampaknya menjadi satu-satunya pengukuran waktu yang digunakan.
"Asal usul sistem waktu kita 24 jam dalam sehari dengan setiap jam dibagi lagi menjadi 60 menit dan kemudian 60 detik adalah kompleks dan menarik," kata Dr Nick Lomb, seperti dikutip abc.net.au, Minggu (2/2/2021).
Mengenai satu hari 24 jam, ternyata perhitungan tersebut berasal dari orang-orang Mesir kuno. Mereka membagi waktu siang menjadi 10 jam yang mereka ukur dengan perangkat seperti jam bayangan.
Kemudian orang Mesir kuno menambahkan satu jam senja di awal dan satu jam lagi di akhir hari. "Waktu malam dibagi dalam 12 jam, berdasarkan pengamatan bintang," katanya. Lomb menegaskan, orang Mesir kuno memiliki sistem 36 kelompok bintang yang disebut 'decans'.
Cara ini dipilih sehingga pada setiap malam satu decans naik 40 menit setelah decans sebelumnya. Untuk menentukan waktu di malam hari dengan mengamati decans, orang Mesir kuno membuat meja khusus. Karena dalam sistem Mesir, panjang waktu siang dan malam tidak sama dan bervariasi menurut musim. "Di musim panas, jam siang hari lebih.
Sedangkan menurut orang Babilonia kuno, perhitungan satu jam berisi 60 detik berbeda dengan orang Mesir. Karena orang Babilonia kuno memiliki kecenderungan untuk menggunakan angka ke basis 60. Misalnya, III II, berarti tiga kali 60 ditambah dua atau 182.
"Kami telah memperhitungkan dari cara Babilonia tidak hanya jam dan menit yang dibagi menjadi 60, tetapi juga pembagian lingkaran mereka menjadi 360 bagian atau derajat," kata Lomb. Lomb mengatakan kemungkinan orang Babilonia tertarik pada 360 karena mereka perkirakan itu adalah jumlah hari dalam setahun. Adopsi sistem basis 60 mereka mungkin memungkinkan mereka membuat perhitungan kompleks menggunakan pecahan.
Menurut Lomb, orang China kuno juga memiliki cara sendiri untuk menghitung waktu dalam sehar i. Orang Cina kuno menggunakan sistem waktu ganda di mana mereka membagi hari menjadi 12 apa yang disebut, 'jam ganda', awalnya dengan pertengahan jam ganda pertama berada di tengah malam. Mereka juga memiliki sistem terpisah di mana satu hari dibagi menjadi 100 bagian yang sama yang disebut 'ke'.
Rumitnya dari pengaturan ini adalah bahwa kedua sistem tidak menyatu dengan baik karena ada jumlah ke yang tidak integral di setiap jam ganda, khususnya 8 1/3. "Karena kerumitan ini, pada tahun 1628 jumlah 'ke' dalam sehari berkurang menjadi 96," kata Lomb.
Editor : EldeJoyosemito