"Pecahan yang paling diminati itu pecahan kecil, Rp 10.000 dan Rp 20.000 tidak terlalu besar dan kecil jadi untuk angpao, lebih menarik mungkin buat masyarakat," jelasnya.
Sedangkan bagi masyarakat yang ingin menukarkan uangnya, Bank Indonesia membatasi setiap penukaran per orang hanya sebesar Rp3,8 juta. Hal ini dilakukan untuk pemerataan agar seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan uang.
"Setiap satu orang satu KTP dibatasi untuk satu paket Rp3,8 juta, ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan pemerataan, karena kalau jadi satu nanti ada titipan satu orang yang punya banyak ngumpul ke orang orang tertentu. Makanya kita memastikan agar semuanya dapat," ujarnya.
Antusiasme masyarakat yang mengantri ditunjukkan oleh salah satu warga Sokaraja, Sri Kurniati (52) yang ikut mengantri di kas keliling yang berada di Hetero Space Purwokerto. Sri mengaku sudah antri sejak pukul 12.00 WIB-16.00 WIB untuk dapat menukarkan uang baru guna dibagikan saat lebaran.
Warga antre menukarkan uang di kas keliling Bank Indonesia Purwokerto. Foto: Arbi Anugrah
"Untuk mendapatkan uang edisi baru untuk lebaran ternyata seperti ini perjuangannya. Ini belum dapat giliran, saya nomor 140, dan ini baru nomor 116, sejak jam 12.00 WIB, ini sudah pukul 16.00 WIB, pokoknya bertahan sampai dapat. Ingin antri langsung supaya ga kata orang katanya katanya, berat juga (perjuangan dapat uang) tapi senang tambah sodara," ujarnya.
Sri mengatakan jika sengaja ikut antri berjam-jam untuk bisa mendapatkan uang pecahan baru dari Bank Indonesia. Biasanya selama lebaran, ia kerap memberikan paket sembako, namun kali ini, ia ingin menambahkan dengan uang pecahan baru.
"Kadang kita pakai paketan sembako, tapi karena sekarang sedang booming uang baru ya kita ikutan kasih uang baru agar mereka semua senang," pungkasnya.
Editor : Arbi Anugrah