PURWOKERTO, iNews.id- Mau nekat pulang kampung ke Banyumas pada saat larangan mudik pada 6-17 Mei 2021 mendatang? Tidak ada ampun lagi, mereka yang mudik langsung dibawa ke GOR Satria untuk menjalani karantina. Setelah karantina 5 hari, maka dilaksanakan swab.
Bupati Banyumas Achmad Husein membenarkan bahwa telah dilaksanakan rapat secara virtual dengan berbagai pihak terkait pada Sabtu (1/5/2021). Salah satu hasilnya adalah bagi yang masih nekat pulang kampung saat larangan mudik, maka langsung karantina.
“Karantina dilaksanakan selama 5 hari, baru dilaksanakan swab,” tegas Bupati.
Menurutnya, untuk mereka yang mudik pada 1-5 Mei, maka sebelum masuk rumah harus mengantongi hasil swab antigen dengan hasil negatif. Jika belum membawa hasil swab antigen negatif, maka yang bersangkutan harus menjalani swab antigen di Puskesmas terdekat yang beroperasi selama 24 jam. Pemkab tidak akan membiayai.
“Biaya tes swab antigen dibebankan kepada pemudik senilai Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu. Kalau memang tidak mampu, maka harus ada surat rekomendasi dari desa, baru dapat digratiskan,” katanya.
Jika memang hasilnya positif, maka langsung dikarantina di Baturraden atau di GOR. Jadi, kata Bupati, lebih baik memang tidak mudik. Sudah berkali-kali Bupati meminta kepada warga perantauan asal Banyumas untuk tidak mudik.
Sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banyumas Agus Nur Hadie mengatakan selain empat jalur utama yang memang sudah biasa digunakan untuk penyekatan, pihaknya juga menjaga jalur-jalur tikus.
“Ada beberapa jalur tikus yang dijaga yakni di Desa Samudra, Kecamatan Gumelar, Desa Kranggan, Kecamatan Pekuncen dan Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir,” jelas Agus.
Untuk jalur utama, tim gabungan baik dari Pemkab Banyumas, TNI dan Polri melakukan penyekatan di empat titik. Yakni di Ajibarang, Wangon, Tambak dan Sokaraja. Di Ajibarang, untuk mengantisipasi kendaraan dari arah pantura maupun tol utara Jawa. Kemudian di Wangon adalah kendaraan-kendaraan dari arah Jawa Barat.
Sedangkan di Tambak, adalah kendaraan dari arah timur seperti Yogyakarta. Sementara di Sokaraja adalah kendaraan-kendaraan dari jalur tengah.
Editor : Arbi Anugrah