"Kami juga sedang mempersiapkan lahan seluas 40 hektar di sisi timur untuk pembangunan BUBK. Karena total kawasan tambak udang ini mencapai 100 hektar, namun baru 60 hektar yang telah dibangun, proses pembangunan masih berlangsung," ucapnya.
Dengan adanya BUBK ini, Wahyu berharap dapat menjadi komoditas strategis yang menjadi kebanggaan negara. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. "Kebumen kami jadikan sebagai percontohan nasional untuk budidaya udang secara modern," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, yang mendampingi Menteri KKP, menyatakan bahwa yang paling penting dari adanya BUBK ini adalah menjadi pusat studi atau riset bagi siapa pun yang ingin belajar mengembangkan budidaya udang secara modern, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Ini sudah mulai menarik minat belajar. Kemarin, ada yang datang dari Kabupaten Sukamara dan Sulawesi untuk belajar tentang budidaya udang secara modern," terangnya.
Dengan adanya BUBK ini, kata Bupati, secara langsung memberikan dampak positif bagi masyarakat. Hal ini karena 90 persen tenaga kerjanya berasal dari penduduk lokal yang telah dilatih dalam pengelolaan udang di Jepara oleh pihak KKP.
Tidak hanya itu, BUBK juga akan berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). "Di Kebumen, masih ada tambak udang yang dikelola oleh warga. Jika total pendapatan daerah sebelumnya hanya sebesar Rp400 juta, namun dengan adanya BUBK ini, pemasukan PAD diperkirakan dapat meningkat hingga mencapai Rp7 miliar. Ini merupakan kerja sama yang baik antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat," tambahnya.
Editor : EldeJoyosemito