get app
inews
Aa Read Next : Wakil Mentri LHK Launching Siswa Sadar Sampah Banyumas di UMP

Rakernas MPM PP Muhammadiyah, Anwar Abbas: Kemiskinan di Indonesia Perlu Diatasi Bersama

Sabtu, 29 Juli 2023 | 16:14 WIB
header img
Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah 2022-2027 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Foto: Arbi Anugrah

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan masalah kemiskinan di Indonesia perlu diatasi bersama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak. Hal itu ia sampaikan saat pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah 2022-2027 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Banyumas, Sabtu (29/7/2023).

Anwar berharap, nantinya melalui program kerja MPM bisa menjadi gerakan pemberdayaan ekonomi masyarakat ke tingkat wilayah dari Sabang sampai Merauke.

"Jika itu bisa kita lakukan secara baik, maka kita harapkan keadaan masyarakat semua akan terangkat, sehingga ekonomi mereka akan lebih sejahtera," kata Anwar di Purwokerto.

Dengan demikian, nantinya jumlah masyarakat kelas bawah akan semakin kecil, sedangkan jumlah masyarakat kelas menengah makin membesar. Ia juga menggambarkan jika bentuk masyarakat Indonesia saat ini bagaikan sebuah piramid.

"Kita akan ubah transformasi itu dalam bentuk belah ketupat, di atas kecil, di tengah besar, di bawah kecil. Di atas itu cukup 2 persen, di tengah 95 persen, di bawah 3 persen," ujarnya.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan jika bentuk masyarakat tersebut nantinya akan bertransformasi seperti gunungan yang tumpul ke bawah, sehingga fakir miskin tidak akan ada karena telah hidup dengan sejahtera.

Namun demikian, cita-cita bangsa Indonesia itu tidak bisa hanya dikerjakan oleh pemegang. Akan tetapi diperlukan kerjasama dari berbagai pihak.

"Ini tidak hanya bisa dikerjakan oleh pemerintah dan tidak hanya bisa dikerjakan oleh masyarakat. Tetapi pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi masalah," ujarnya.

Meski secara konstitusional fakir miskin dan anak terlantar diatur sesuai dengan Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945, di mana mereka dipelihara oleh negara.

Akan tetapi, negara juga memiliki keterbatasan, sehingga pemerintah perlu didukung oleh setiap elemen masyarakat untuk mengentaskan Kemis di negeri ini.

Saat disinggung terkait langkah konkret yang telah dilakukan Muhammadiyah dalam mengurangi angka kemiskinan, Anwar menjelaskan jika banyak hal yang sudah dilakukan Muhammadiyah melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat. Salah satunya yakni di bidang pertanian.

"Ada Pak Latuconsina dari Maluku yang pernah membimbing masyarakat di suatu daerah. Jadi, dengan demikian akhirnya ekonomi masyarakat bisa kembali bergerak, itulah kita harapkan," ujarnya.

Dalam Rakernas MPM PP Muhammadiyah dengan tema Kolaborasi Ekosistem Pemberdayaan Masyarakat ini kedepannya tidak ada lagi orang yang menganggur di Indonesia. Sebab, semua orang akan berkontribusi untuk Indonesia melalui bidangnya masing-masing. 

Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah M Nurul Yamin mengatakan MPM Muhammadiyah fokus terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat Indonesia. Diantaranya adalah melakukan inovasi atau pembaruan-pembaruan.

"Kita mendampinginya hulu sampai hilir. Jadi bukan hanya produksi, juga di level tengah," jelasnya.

Bukan hanya fokus di hulu, tapi juga hilirnya atau akses pasar. MPM sendiri sudah bermitra dan bersinergi dengan pasar internal Muhammadiyah, seperti kampus dan rumah sakit yang menjadi hilir dari proses pemberdayaan secara keseluruhan.

Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Jebul Suroso mengatakan jika UMP sebagai amal usaha Muhammadiyah terus mendukung kegiatan Rakernas MPM PP Muhammadiyah 2022-2027.

"Pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari universitas untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat," jelasnya.

Menurut dia, sinergi UMP dengan MPM PP Muhammadiyah melalui Pusat Studi Dakwah Komunitas (PSDK) akan terus dikembangkan. Termasuk pemanfaat riset dan laboratorium UMP untuk penguatan Majelis Pemberdayaan Masyarakat.

"Contoh, mocaf sebagai salah satu pangan alternatif pengganti gandum. Ini kita support melalui penelitian kita dan kita berencana untuk bisa turut memproduksi tepung mocaf," pungkasnya.

 

Editor : Aryo Arbi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut