PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Seorang dalang pria sedang memainkan pertunjukan wayang kulit dari tradisi Jawa, sementara di sampingnya seorang wanita dari Tiongkok juga tengah menghidupkan wayang kulit khas Tionghoa. Gerakan kedua karakter wayang itu pun bersatu dan mereka saling berjabat tangan dengan penuh keakraban.
Pertunjukan kolaboratif antara wayang Jawa dan Tionghoa tersebut menjadi lambang eratnya ikatan budaya antara kedua negara. Acara ini digelar di Puhua School Purwokerto dalam rangka perayaan Festival Budaya Tionghoa tahun 2023.
Di sudut ruangan, terdapat anak-anak yang sedang belajar Jianzhi, seni tradisional pemotongan kertas tingkat tinggi. Mereka juga tengah diajari Shufa, seni kaligrafi Mandarin dengan berbagai media seperti kertas dan kipas. Tidak ketinggalan, ada juga yang sedang melukis dengan pasir dalam gaya Sha Shi Hua. Anak-anak sekolah ini mendapatkan bimbingan langsung dari para ahli yang datang dari Ningxia Overseas Exchange Association of China.
Semarak acara ini mengundang decak kagum, karena ternyata kolaborasi menjadi kunci dalam membangun hubungan persahabatan. Kartika Widjaja, Sekretaris Yayasan Putera Harapan Purwokerto, menjelaskan bahwa Puhua School telah menyelenggarakan Festival Budaya Tionghoa sejak tahun 2016.
"Kami memulai usaha ini sejak tahun 2016. Pemerintah Tiongkok mengamati perkembangannya setiap tahun, dan baru pada tahun 2023, mereka secara resmi mengirimkan duta budaya ke Puhua School. Pemerintah Tiongkok menunjuk Pemerintah Wilayah Propinsi Ningxia, juga dikenal sebagai Ningxia Hui Autonomous, untuk hadir dalam acara ini," jelas Kartika.
Menurutnya, satu hal menarik adalah pertunjukan dua dalang bersamaan di atas panggung. "Tadi kita dapat melihat bagaimana kedua dalang memainkan wayang kulit. Kesenian wayang kulit hadir baik di sini maupun di Tiongkok. Oleh karena itu, kolaborasi antara keduanya terjadi. Budaya menjadi alat untuk membangun kerjasama dan persahabatan. Melalui persahabatan, kita dapat menciptakan sinergi yang saling menguntungkan," ujarnya.
Sadewo Tri Lastiono, Wakil Bupati Banyumas, memberikan apresiasi atas acara yang diadakan oleh Puhua School. Ia menyebut sekolah ini telah melalui perjalanan panjang dan berhasil menjadi institusi inklusif, terbuka untuk semua kalangan. Ia juga mengamati adanya kolaborasi yang menarik dalam acara ini.
"Ibaratnya, beberapa waktu lalu saya pernah menyarankan adanya kolaborasi antara budaya lokal dan budaya Tionghoa. Dan ternyata hari ini, kolaborasi seperti itu terwujud," kata Sadewo.
Baginya, perhelatan ini adalah simbol dari kerukunan meski budaya berbeda. Ia mengacu pada prinsip Bhinneka Tunggal Ika. "Kita harus terus mendorong agar kolaborasi semacam ini berjalan dengan baik. Bahkan, Konsulat Jenderal Tiongkok menawarkan hubungan sister city antara salah satu kota di Tiongkok dengan Banyumas. Tentunya, kita akan menindaklanjuti tawaran ini," tambahnya.
Mr. Xu Yong, Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok dari Konsulat Jenderal Tiongkok Surabaya bersama Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono. (Foto: iNewsPurwokerto)
"Saya sangat senang dapat menghadiri acara Festival Tionghoa di Purwokerto. Dalam acara ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Banyumas dan masyarakat yang telah mendukung persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia. Keterbukaan masyarakat adalah jalan penting untuk mendorong kerja sama, dan acara ini kaya dengan berbagai bentuk dan konten, seperti wayang kulit tradisional Tionghoa dan kerajinan," katanya.
Ia berharap agar generasi muda Banyumas dapat semakin aktif berpartisipasi, sehingga dapat lebih mendukung hubungan persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia.
Editor : EldeJoyosemito