KEBUMEN, iNewsPurwokerto.id-PT SUCOFINDO bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kelautan serta Perikanan (DLHKP) Kabupaten Kebumen dalam mengoptimalkan penggunaan biogas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kaligending, Kebumen, Jawa Tengah.
Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk mendorong ekonomi berkelanjutan di Kabupaten Kebumen dan juga memberikan manfaat kepada penduduk di sekitar TPA Kaligending.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke-67 PT SUCOFINDO dan secara simbolis diresmikan oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT SUCOFINDO, Budi Hartanto, bersama Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten, Asep Nurdiana.
Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, mengungkapkan bahwa masalah sampah merupakan permasalahan yang kompleks, terutama meningkatnya jumlah sampah yang berkontribusi terhadap gas rumah kaca (GRK).
"Dalam hal ini, kerja sama dengan PT SUCOFINDO memungkinkan kita mengubah limbah menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar TPA Kaligending," ujar Arif Sugiyanto di TPA Kaligending pada hari Kamis (24/8/2023).
Asep Nurdiana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten, juga mengapresiasi PT SUCOFINDO atas pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk menjaga kelestarian lingkungan di Kabupaten Kebumen.
"Kami memberikan penghargaan kepada PT SUCOFINDO atas partisipasi dalam program TJSL yang mendukung aksi mitigasi perubahan iklim melalui pengelolaan limbah, terutama limbah padat," ucapnya.
Program TJSL yang dilaksanakan meliputi pembangunan sumur biogas, perluasan jaringan distribusi biogas, penyediaan kompor biogas, pembentukan kelompok masyarakat (pokmas/KSM) sebagai pengelola perawatan fasilitas biogas, sosialisasi perawatan jaringan distribusi biogas dan tanggap darurat, penyusunan rencana aksi mitigasi untuk registrasi di Sistem Registrasi Nasional (SRN), serta sosialisasi pengelolaan sampah dan konsep ekonomi berkelanjutan.
Budi Hartanto, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT SUCOFINDO, menyatakan bahwa bantuan ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk membantu masyarakat sekitar dan melestarikan lingkungan melalui pemanfaatan biogas guna menciptakan ekonomi berkelanjutan.
"Igas metan dalam tumpukan sampah memiliki potensi besar sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak, bahkan mungkin digunakan untuk pembangkit listrik dan bahan bakar kendaraan di masa depan," tambahnya.
Penggunaan biogas dari sampah di TPA ini juga menjadi pilihan ekonomis dan efisien bagi masyarakat setempat. Sekitar 40 rumah telah menerima bantuan dalam bentuk saluran biogas dari PT SUCOFINDO.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan TPA Kaligending dan TPA Semali akan menjadi contoh bagi pengembangan Pusat Keunggulan dan Riset (Center of Excellence & Research) di masa mendatang.
Rudatin (45), salah satu warga Kaligending yang mendapat manfaat dari bantuan biogas ini, telah menggunakan biogas selama 10 bulan. Penggunaan biogas ini telah mengurangi pengeluaran untuk membeli gas LPG.
"Dengan adanya biogas, kebutuhan gas LPG hanya satu tabung 3 Kg per bulan, ini sangat menguntungkan," ujarnya.
Tidak ada biaya yang dikenakan untuk penggunaan biogas ini. Namun, penggunaannya dibatasi pada pagi hari antara jam 05.00 WIB hingga 10.00 WIB, serta sore hari antara jam 15.00 WIB hingga 21.00 WIB. Rudatin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan PT SUCOFINDO atas bantuan ini.
"Kami berterima kasih kepada pemerintah daerah, Pak Bupati, dan SUCOFINDO. Bantuan ini sungguh bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan TPA," tambahnya.
Editor : EldeJoyosemito