"Gunung es raksasa itu sempat menyentuh landas kontinen. Saat itulah gunung itu berbelok dan kami melihat sepotong kecil patah. Tapi itu tidak cukup untuk menenggelamkan A68," kata Dr Anne Braakmann-Folgmann dari Leeds kepada BBC News.
Pada April 2021, A68 pecah menjadi beberapa potongan kecil yang tak terhitung jumlahnya yang berada di luar pelacakan. Tetapi dampak ekosistemnya akan bertahan lebih lama.
Masuknya air tawar hasil lelehan gunung es itu juga akan mengubah arus lokal. Zat besi dan mineral yang terkandung dalam air tawar yang meleleh ke laut akan menjadi benih produksi biologis. British Antarctic Survey berhasil menempatkan beberapa robot glider di sekitar A68 untuk memantau kondisi sebelum gunung es itu benar-benar hilang.
Ahli kelautan biologi Prof Geraint Tarling mengatakan, data yang diambil dari instrumen ini dan instrumen lainnya mengungkapkan beberapa fitur menarik.
“Kami pikir ada sinyal yang sangat kuat dalam perubahan flora spesies fitoplankton di sekitar A68, dan juga dalam deposisi material yang sebenarnya ke bagian laut yang lebih dalam," katanya kepada BBC News.
Editor : EldeJoyosemito