TEL AVIV, iNews.id - Putra Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu, melarikan diri ke Amerika Serikat karena takut mati dan tak mau berperang melawan Hamas. Dia menjalani hidup enak di Negeri Paman Sam itu.
Tapi lucunya, dia malah mengritik militer Israel, pengadilan dan media ketika perang melawan Hamas sedang berlangsung.
Kritik itu disampaikan melalui konten di saluran Telegram yang dia buat di Amerika Serikat (AS). Dia mem-posting konten yang sarat kritik tepat saat ayahnya menggelar konferensi pers terkait perkembangan perang Israel-Hamas pada Sabtu pekan lalu.
Dalam salah satu posting-annya, dia mengeklaim bahwa keputusan yang dibuat oleh Pengadilan Tinggi menyebabkan perubahan dalam aturan keterlibatan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di perbatasan Gaza, sehingga memungkinkan Hamas untuk mendekati pagar perbatasan.
Dia kemudian berbagi posting-an yang menyalahkan IDF atas kegagalan pada 7 Oktober, ketika Hamas membantai 1.200 warga Israel dan menculik ratusan orang untuk disandera di Jalur Gaza.
Salah satu posting tersebut menyatakan bahwa perempuan pengawas di perbatasan Gaza telah memperingatkan tentang provokasi Hamas, namun seorang komandan senior mengancam akan mengadili mereka
"jika mereka terus melakukan pelecehan".
Dalam posting-an berikutnya, Yair Netanyahu menekankan bahwa sektor keamanan-lah yang mendorong pengiriman bahan bakar diesel ke Jalur Gaza.
Organisasi tentara cadangan IDF Brothers in Arms merespons marah atas konten kritik putra Netanyahu.
"Anda perlu melihat faktanya: Kesombongan adalah milik Anda, sedangkan ketidakjelasan dan rasa bersalah adalah milik ayah Anda. Era pengaruh jahat Anda telah berakhir," kata organisasi tersebut, seperti dikutip Jerusalem Post, Senin (20/11/2023).
“Kami bersatu dengan pria dan wanita yang mempertaruhkan hidup mereka untuk melindungi negara kami, tempat Anda melarikan diri. Kami memahami rasa frustrasi dan keinginan ayah Anda; seluruh bangsa memahaminya. Namun, pada suatu malam ketika kami berduka atas hilangnya delapan tentara, akan lebih baik jika Anda tetap diam," lanjut respons organisasi tentara cadangan IDF.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta