PURWOKERTO, iNews.id- Tak jarang, warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) terkadang ditinggalkan, bahkan tidak mau ada yang mendatangi. Inilah yang harus dikikis. Mereka harus tetap diperhatikan dan diberi support agar bisa melewati masa-masa isolasinya. Demikian yang dilakukan oleh anggota Fatayat NU Kedungbanteng yang bergabung sebagai Relawan Aman Covid-19 Desa Karangnangka.
Salah satunya adalah Siti Nurohmah (42) warga yang kerap berkeliling menyambangi warga yang menjalani isoman. Dia mengenakan seragam alat pelindung diri (APD) berwarna hijau. Jika bertugas berkeliling memantau, dia membawa alat pengukur tensi, oximeter (alat pengukur saturasi oksigen), thermometer juga sarung tangan medis. Dua perangkat lain, ada faceshield dan tas jinjing (goody bag) berisi kertas formulir pantauan warga.
“Dengan seperti ini, maka warga yang menjalani isoman merasa aman dan diperhatikan. Upaya ini dilakukan agar mereka yang positif tetap mendapat perhatian,”Nurohmah.
Dia bersama 16 perempuan lainnya tergabung dalam Relawan Aman Covid Desa Karangnangka. Sejatinya, dia hanyalah ibu rumah tangga dan aktif di Seksi Dakwah PAC Fatayat Kedungbanteng. Kalau di Fatayat Ranting Karangnangka, didapuk menjadi Pembina.
“Dengan latar belakang Fatayat dan dasa wisma, menjadikan kami sebagai relawan leluasa melakukan tugas. Yang sangat penting dan mendesak saat ini adalah memantau warga isoman. Supaya, mereka tetap terlayani secara medis meski isolasi mandiri di rumah,”ujarnya.
Menurutnya, apa yang dilakukannya merupakan bagian dari menjalankan instruksi pemerintah baik pusat, provinsi dan pemkab. Salah satunya mengejawantahjkan bagaimana program ‘jogo tonggo’ (provinsi), hingga ‘jiwong jiga’ atau ‘jabid jiwong jiga’ untuk komorbid (kabupaten). Semua dipraktikkan dengan sentuhan kearifan lokal salah satunya melibatkan ibu-ibu rumah tangga.
“Sebelum diterjunkan, kami telah mendapatkan pembekalan dan edukasi dari Puskesmas Kedungbanteng. Sehingga, tahu dasar-dasar screening awal, form juga lengkap. Mana warga isoman vital, mana yang harus dirujuk ke faskes dan sebagainya,”paparnya.
Dia mengungkapkan pekerjaan kemanusiaan ini harus dilaksanakan dengan ikhlas dan penih kekeluargaan. Ternyata warga nyaman, karena dilakukan oleh ibu rumah tangga. “Mereka tidak takut, karena pendekatannya kekeluargaan. Sehingga mereka tidak takut. Sembako yang dibagikan kepada mereka dibantu dari dana desa,”katanya.
Ia mengatakan bahwa adarRasa takut karena berinteraksi dengan suspek atau warga positif, tentu ada. “Namundengan bekal ilmu sudah kami dapat dan sesuai prosedur insyaallah aman. Selebihnya, lillahi ta’ala, niat ibadah, semoga bisa jadi amal baik,”ujarnya.
Koordinator Tim Relawan Aman Covid Karangnangka Wasis Wardhana mengatakan bahwa 16 relawan dari ibu-ibu merupakan “portal” bagi kami masyarakat Desa Karangnangka. “Malah lebih efektif, efisien, terukur, dan tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat,” tegasnya.
Menurutnya, menghadapi pandemi harus dengan pengetahuan, taat prokes dan terwujud kemandirian. Mandiri secara personal hingga komunal. Saling jaga satu sama lain, tidak ada stereotip berlebihan.
Kepala Desa Karangnangka Sunarto memilih selektif dalam mendampingi warga pada musim pandemi. “Dukungan pendanaan sudah ada dan direstui pemerintah pusat juga kabupaten. Tantangannya, bagaimana agar dana bisa efektif tidak mubah. Maka, kami terus sinergi dengan tim relawan, dengan tujuan utama kemandirian masyarakat,”tambahnya.
Editor : EldeJoyosemito