BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - KPU Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar simulasi pemungutan suara di wilayah rawan bencana. Hal ini dilakukan sebagai persiapan pada gelaran Pemilu Serentak 2024.
Simulasi tersebut digelar di Lapangan Desa Gebangsari, Kecamatan Tambak, diawali dengan datangnya bencana banjir yang datang secara tiba-tiba di tengah kegiatan pemungutan suara yang sedang berlangsung.
Air yang cepat meninggi disekitar lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) membuat Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) segera meminta persetujuan kepada Pengawas TPS (PTPS) setempat dan saksi untuk menghentikan sementara proses pencoblosan. Hal tersebut dilakukan untuk menyelematkan logistik pemilu dan melanjutkan pemungutan suara di tempat yang aman.
Tim Reaksi Cepat (TRC) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas yang tiba di lokasi langsung melakukan evakuasi logistik pemilu beserta petugas KPPS menuju lokasi yang aman.
Menurut Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Banyumas, Sidiq Fathoni mengatakan jika simulasi pemungutan suara di daerah rawan bencana ini dilakukan karena di Kabupaten Banyumas terdapat sejumlah TPS yang berada di daerah rawan bencana. Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Banyumas, diketahui terdapat sebanyak 441 TPS berada di daerah rawan banjir dan 93 TPS di daerah rawan longsor.
"Dari total 5.587 TPS, ada sekitar 8 persen atau 531 TPS yang berada di daerah rawan bencana dan tersebar di 12 kecamatan," kata Sidiq kepada wartawan di lokasi, Minggu (28/1/2024).
Untuk di Desa Gebangsari sendiri, lanjut Sidiq terdapat 11 TPS, di mana seluruhnya berada di daerah rawan banjir.
Maka dari itu, pihaknya menyelenggarakan simulasi tersebut di Desa Gebangsari dengan melibatkan desa-desa lain yang masuk dalam kategori daerah rawan banjir dan longsor.
"Kemarin kami juga sudah melakukan koordinasi dengan BPBD dan TRC untuk menyelaraskan standar operasional prosedur terkait penyelamatan logistik itu dilaksanakan oleh teman-teman KPPS dengan tetap diawasi PTPS dan saksi," ujarnya.
Menurut Kepala Desa Gebangsari, Eko Adi Purwanto mengatakan jika Desa Gebangsari sangat rawan banjir, terutama saat memasuki awal bulan Januari hingga Maret. Di mana intensitas curah hujan yang tinggi membuat seluruh wilayah di desa tersebut kerap terendam air.
"Desa Gebangsari ketika musim hujan seperti sekarang sering kebanjiran, sawah-sawah terendam air, di sini semuanya terendam air, jalanan yang terlihat hanya jembatannya. Namun saat kemarau, airnya justru berasa asin. Semoga Pemilu 2024 nantinya menghasilkan pemimpin yang dicintai dan mencintai rakyat," ucapnya.
Editor : Arbi Anugrah