Sebagai orangtua yang memiliki anak tunarungu, Saonah mendorong agar para orang tua yang punya anak berkebutuhan khusus untuk ikhlas. “Percayalah bahwa yang Di Atas memberikan yang terbaik untuk kita,” kata Saonah.
Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap yang diwakili Kepala Dinas, Kamto mengungkapkan data ABK di Cilacap. Menurutnya, di Cilacap ada 1.486 anak ABK. Dari jumlah tersebut baru terlayani pendidikan SD 830 anak dan SMP 125 anak.
Komisioner Komisi Nasional Disabilitas Kikin Purnawirawan Tarigan mengingatkan bahwa disabilitas adalah keniscayaan. Ketika orang menjadi lansia, mengalami kemunduran pendengaran dan penghlihatan, ia menjadi disabilitas. “Negara memiliki tanggung jawab atas penyandang disabilitas. Akan tetapi tanpa partisipasi masyarakat akan sulit,” kata Kikin.
Kikin menghargai apa yang dibuat oleh Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) yang menyelenggarakan pendidikan inklusi dan juga menerbitkan buku tersebut.
Talkshow dan Launching Buku diikuti oleh para pejabat di Cilacap. Sebanyak sekitar 200 orang dari kalangan pendidik dan pemerhati pendidikan ikut acara sampai selesai.
Buku GRBSI diterbitkan oleh Penerbit OBOR MEDIA Jakarta. Sutriyono menulis buku ini berdasarkan hasil wawancara dengan puluhan narasumber, baik siswa, guru, juga orangtua di perguruan Maria Immaculata Cilacap.
Romo Carles Patrick Burrows OMI atau Romo Carolus yang merupakan Direktur YSBS, pengelola sekolah, menegaskan, bahwa anak-anak berkebutuhan khusus adalah berkat. “Kadang, kita yang belum melihatnya,” tandasnya.
Kegiatan diakhiri dengan penyerahan buku dari Direktur OBOR MEDIA Rm FX Sutanto Pr kepada sejumlah orang. Mereka yang menerima adalah Jarot Prasojo, Kamto, Rm Carolus, Andy F Noya, empat narasumber talkshow, Kikin Tarigan, dan Sutriyono Robert sebagai penulis.
Editor : EldeJoyosemito