Dalam talkshow, jurnalis yang dikenal dengan program Kick Andy ini menggali pengalaman ibu dari Nacha. Bagaimana awal mula keluarga mengetahui kondisi anaknya. Bagaimana proses berikutnya terkait pendidikan.
Saonah, ibu dari Nacha mengungkapkan, ia dan suami baru menyadari anaknya tunarungu ketika usia PAUD. Ketika dites di Yogyakarta, terdeteksi tingkat ketulisannya mencapai 99%. Pada saat mencari SD, mereka kesulitan karena ditolak di banyak tempat. Akhirnya, Nacha diterima di SD Maria Immaculata. Sekolah ini menerapkan model pendidikan inklusi yang mengintegrasikan anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar di kelas bersama dengan anak reguler.
Di SD Maria Immaculata, demikian juga di SMP Maria Immaculata dan TK Maria Immaculata, ABK diterima bersekolah bersama dengan anak-anak reguler. Setiap hari para guru menyiapkan materi pembelajaran untuk anak reguler dan untuk ABK. Selain itu, ada juga kesempatan ABK masuk kelas khusus.
Dalam talkshow Maria menceritakan perjuangan para guru mendampingi ABK. Pada tahun 2021-2022 SMP Maria Immaculata tempat Maria mengajar menerima limpahan siswa ABK dari SD Maria Immaculata. Ada 11 siswa.
“Dalam 11 siswa itu juga ada 11 macam anak. Penanganan mereka harus menyesuaikan dengan kondisi masing-masing,” ungkap Maria yang juga mantan Kepala SMP Maria Immaculata tersebut.
Dalam satu kesempatan Andy Noya mengutip satu kisah dalam buku yang ditulis oleh Sutriyono Robert tersebut. Ada anak yang setiap hari diberi bekal oleh orangtuanya. Sebagian bekal itu diinstruksikan oleh orangtuanya untuk dibagikan kepada teman-temannya di sekolah.
“Anak diajari berbagi. Apalagi ini berbagi kepada anak berkebutuhan khusus. Berbagi ini mengasah empati anak,” papar Andy yang sekarang tinggal di Cilongok, Banyumas.
“Dan kita akan mendapatkan generasi penerus yang penuh dengan cinta dan kasih sayang pada temannya,” tandas Andy.
Editor : EldeJoyosemito