PURBALINGGA, iNewPurwokerto.id-Saat ini para generasi muda Indonesia sangat mudah terpapar dengan budaya bangsa lain. Bahkan, di beberapa segi memiliki pengaruh yang kuat dalam gaya hidup mereka di masa kini.
Ini tentu saja perlu diperhatikan oleh orang tua, apakah paparan budaya asing tersebut memberikan banyak nilai positif dalam perkembangan karakternya ataukah sebaliknya.
Kondisi itu direspons dengan diresmikannya petualangan hidup di desa kartun Sidareja (live in the village) berbalut seni dan budaya menguatkan jati diri bangsa.
Founder Kie Art Projects Slamet Santosa mengatakan bahwa latar belakang diresmikannya program tersebut adalah generasi muda kini rentan untuk kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa Indonesia, hilangnya rasa nasionalisme, kehilangan jati dirinya karena terlalu berlebihan dalam mengadopsi budaya luar.
Gita Yohanna Thomdean selaku pegiat Kie Seni menyatakan keprihatinnya bahwa Indonesia yang terkenal dengan ragam budayanya akan dapat mengalami krisis dalam keberagaman budayanya karena pengaruh budaya asing yang datang secara berlebihan.
Oleh karenanya dengan mempertimbangkan beberapa fenomena yang terjadi khususnya pada generasi muda, maka di tahun ke 3 perjalanan dari Pemuda Kie Seni di Cartoon Village Sidareja Purbalingga
"Kami siap meluncurkan program terbaru yaitu paket petualangan hidup di desa (#liveinthevillage) berbalut Seni dan Budaya. Menjadikan Desa Kartun Sidareja/Cartoon Village Sidareja sebagai wahana untuk para sekolah atau orang tua yang ingin memperkenalkan anak- anaknya akan kehidupan di pedesaan dan belajar akan nilai nilai luhur warisan nenek moyang dalam balutan seni budaya di desa ini,"jelasnya.
Di hadapan kurang lebih 90 pemuda Kie Seni dan Pemuda Pramuka yang hadir dalam acara peresmian program Live in the village, Gita Yohanna menjelaskan nilai nilai luhur nenek moyang nusantara yang perlu kita bangkitkan kembali diantaranya seperti gemati (saling menyayangi), teposeliro (toleransi), hormat menghormati, musyawarah mufakat.
Dengan hidup membaur bersama dengan masyarakat dalam program live in the village , generasi muda akan belajar akan keauthentikan nilai hidup masyarakat di Cartoon Village Sidareja Purbalingga sekaligus menjadi sarana refleksi hidup mereka untuk mensyukuri segala yang telah dimiliki, tidak membeda bedakan sesama, menghormati menjunjung tinggi sopan santun, yang semua ini merupakan hal yang sangat dasar untuk membentuk karakter manusia Nusantara.
Peresmian dilaksanakan dalam suasana yang sederhana ala pedesaan dan sangat hangat dengan tawa ria para pemuda pramuka Prabu Chrisda SMAN 1 Bukateja, yang kebetulan mengawali program live in the village.
Peresmian di buka oleh 9 Pemuda Pramuka Laksana Prabu Chrisda Schout dengan diawali pemutaran film documenter “Sebuah Mimpi Kecil” director by Gita Yohanna Thomdean, S Farm Apt yang bercerita tentang perjalanan dibangunnya Sekolah Kartun Kie Seni, Komunitas Pemuda Kie Seni dan merintis Cartoon Village Sidareja. Sebuah perjalanan yang dimulai dari mimpi yang kecil.
Gita pun ingin dengan film ini dapat menginspirasi para generasi muda untuk berani bermimpi dan mewujudkannya dengan keyakinan yang kuat. Setelah pemutaran film , acara dimeriahkan dengan penampilan dari Kie Karawitan Ageng 1 yang di koordinatori oleh Laela Nindya Lasyarika dan juga mengajak para pemuda untuk menari bersama beberapa gerakan tari jawa, Suasana sangat hangat dan meriah
Slamet Santosa salah Satu Pegiat Kie Seni memaparkan bahwa dalam program terbaru ini pengunjung akan dapat hidup membaur dengan masyarakat di rumah – rumah warga. Yang uniknya sebagian besar rumah rumah mereka dimural kartun yang bercerita tentang seni budaya dan tradisi nenek moyang.
Pemuda Kie Seni juga menawarkan banyak konsep menarik dalam program ini seperti pada siang hari pengunjung akan mengikuti kegiatan keseharian warga seperti misalnya membuat gula jawa, membuat makanan tradisional, menggembala kambing, mengambil air nira, mengumpulkan kayu bakar , berkebun dan masih banyak kegiatan lainnya. Sedangkan di sore–malam hari yang dapat disajikan beragam workshop seperti nari atau seni lukis atau wayang kartun, calung, geguritan, karawitan.
Seperti yang dilakukan oleh pramuka pada program sore harinya berlajar Karawitan bersama dengan kakak pelati Adam Fauzi Guntar.
Programpun dapat dibuat unik seperti program yang dibuatkan untuk para pemuda pramuka adalah berpetualangan ke rumah kartun dengan konsep mencari salah satu rumah warga tanpa petunjuk, mereka hanya akan menerima secarik surat yang bertuliskan salah satu nama warga.
Adapun modal yang merka harus pakai adalah dengan berkomunikasi dengan warga sekitar , hal ini untuk menekankan bagaimana mereka mengolah kemampuan komunikasi dengan orang yang baru mereka kenal, kemudian tugas berikutnya mereka harus membuat sebuah liputan mengenai edukasi mural kartun yang ada dirumah tersebut.
Setelah 3 tahun berjalan, harapan dengan dilanchingnya program #liveinthevillage di Cartoon Village Sidareja ini dapat memberikan dampak perekonomian bagi warganya yang ditahun 2023 masih termasuk dalam zona miskin ektreme.
Diharapkan akan adanya perputaran ekonomi yang baik di layanan warung ERTE kuliner ataupun juga penginapan sederhana rumah penduduk. Mengingat rintisan desa kartun ini juga masih menggunakan dana mandiri yang juga disupport oleh kekompakkan para masyarakatnya.
Segeralah memesan petualangan hidup didesa untuk anak anda atau siswa anda hanya di Cartoon Village Sidareja.
Editor : EldeJoyosemito