Lulus uji terbang tunggal menandai satu langkah lebih dekat dengan impian saya untuk menjadi pilot tempur sejati suatu hari nanti, kata Kelsang Pedron.
"Dalam bahasa Tibet, 'Kelsang' kadang-kadang merujuk pada jenis bunga yang indah yang melambangkan keinginan masyarakat Tibet akan kebahagiaan dan keberuntungan. Saya akan terus berlatih keras agar bisa terbang di atas negara ini untuk menjaga kebahagiaan dan keberuntungan masyarakat," paparnya.
PLA menerima pilot perempuan pertamanya pada tahun 1951. Sejak saat itu, ratusan wanita telah terbang untuk pasukan tersebut.
Angkatan Udara PLA mulai merekrut pilot pesawat tempur wanita pada tahun 2005, dan sejak itu telah melatih puluhan pilot menjadi penerbang tempur di unit garis depan.
"Menerbangkan jet tempur adalah hal yang berisiko tinggi dan sangat menantang. Ini tidak hanya memerlukan keterampilan teknis yang sangat baik tetapi juga ketangkasan mental dan bakat yang tinggi. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan apakah Anda pria atau wanita," kata Letnan Kolonel He Xiaoli, salah satu pilot pesawat tempur wanita pertama di negara itu yang telah bertugas di Angkatan Udara PLA selama hampir 20 tahun.
Selain Angkatan Udara, Angkatan Laut PLA juga mulai merekrut kadet penerbangan perempuan sejak tahun lalu, dengan tujuan mengirimkan mereka yang lulus untuk mengoperasikan pesawat tempur di kapal induk.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta