"Guru ngaji di masjid, mushola, TPQ, madrasah pelosok desa berperan sangat penting dalam mendidik anak bangsa. Kita tahu mereka sangat ikhlas. Yang butuh adalah kita, bukan mereka. Maka, insentif itu wujud kehadiran pemerintah dan wajib direalisasikan," kata Mas Imanda saat mengambil formulir bacabup.
Menurutnya, menjadi bupati harus memiliki wacana besar, gagasan konkret, dan menjadikan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan utama. Persoalan ekonomi baik makro maupun mikro, kebudayaan, pariwisata, olahraga hingga kemiskinan harus menjadi prioritas dalam waktu bersamaan.
"Selama 10 tahun terakhir kita belum melihat investasi besar yang berdampak pada terbukanya lapangan pekerjaan. Sosial budaya, pariwisata berkelanjutan, pengembangan wilayah, semua harus direncanakan dengan matang," jelas Imanda.
Sementara Ketua Relawan Imanda (RIM), Oka Subarkah, menyebutkan sejumlah langkah telah dilakukan untuk mendukung pencalonan Rachmat Imanda. Diantaranya adalah melakukan sosialisasi baik secara offline maupun online, seperti memasang baliho dan spanduk, serta berkomunikasi langsung dengan masyarakat.
"Mas Imanda mendapat banyak dukungan untuk maju sebagai Bupati Banyumas. Dukungan datang dari internal partai, para tokoh, pengusaha, hingga masyarakat arus bawah lintas latar belakang," kata Oka.
Saat ini, lebih dari 1.200 spanduk telah tersebar di seluruh desa di Banyumas. Komunikasi politik dengan semua partai di Banyumas juga intens dilakukan, termasuk dengan PKB, Nasdem, Demokrat, Golkar, PKS, hingga PDI Perjuangan.
"Mas Imanda menekankan pentingnya konektivitas antara pemerintah pusat dan daerah serta komunikasi lintas partai. Seperti diketahui, presiden terpilih adalah Ketua Dewan Pembina Gerindra. Dengan adanya konektivitas pusat dan daerah, diharapkan kemajuan Banyumas bisa lebih progresif," tambah Oka.
Editor : EldeJoyosemito