CILACAP, iNewsPurwokerto.id-Industri pengelolaan migas, termasuk di Kilang Pertamina Cilacap, merupakan bisnis yang berisiko tinggi. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan serta komitmen dari manajemen dan seluruh Perwira untuk menjaga keberlangsungan perusahaan dengan mengedepankan keselamatan.
Hal ini disampaikan dalam seminar ‘Fire Prevention Mitigation’ yang diadakan di Gedung Patra Graha Cilacap, pekan lalu. Acara yang diselenggarakan oleh Emergency & Insurance pada fungsi Health, Safety, Security & Environment (HSSE) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan International Fire Fighter’s Day (IFFD) 2024.
Senior Manager Operation & Manufacturing (SMOM) KPI RU IV Cilacap, Hermawan Budiantoro, dalam sambutannya menyatakan bahwa meski setiap insiden tidak bisa diprediksi, namun bisa diantisipasi dengan menerapkan aspek keselamatan secara disiplin dan benar. “Salah satu potensi insiden di industri migas adalah kebakaran, yang menjadi isu penting pada seminar ini,” jelasnya.
Hermawan juga menekankan bahwa tim firefighter, dalam hal ini Pertamina Fire Brigade (PFB), memegang peran penting dalam penanganan kebakaran. Namun, semua Perwira harus sigap menghadapi keadaan darurat.
“Keterampilan menghadapi keadaan darurat wajib dimiliki semua Perwira. Kita berharap, firefighter lebih sering standby, artinya tidak ada kejadian darurat khususnya kebakaran,” tambah Hermawan.
Dia juga mengapresiasi seminar ini sebagai upaya menjaga keandalan operasional kilang.
“Keselamatan menjadi aspek yang sangat penting untuk menjaga keandalan dan produktivitas kilang. Maka sangat penting untuk terus menanamkan hal ini kepada semua pihak di internal perusahaan,” ucap Hermawan.
Sesi seminar menghadirkan tiga narasumber, yaitu Section Head LOC III Kilang Pertamina Cilacap, Joko Rusmantoro; Junior Engineer I Electrical Inspect, Muhammad Zakky; dan Herio Buwono dari fungsi Stationary Statutory Inspection Engineer (SSIE).
Dalam materi tentang Safety Operation Furnice and Boiler, Joko Rusmantoro kembali mengingatkan pentingnya aspek keselamatan.
“Aspek keselamatan menjadi tanggung jawab semua orang, bukan hanya tim manajemen, tapi semua yang terlibat dalam pekerjaan berisiko,” ucapnya.
Senada dengan itu, Muhammad Zakky menekankan pentingnya prioritas pada keselamatan kerja.
“Keamanan dalam bekerja harus diprioritaskan. Kami ingatkan tentang ancaman risiko pekerjaan seperti bahaya listrik, electric shock, exposure to arc flash, dan lainnya,” ungkapnya.
Section Head Emergency & Insurance, Sjahru Sjakbani, yang bertindak sebagai moderator, mengingatkan pentingnya belajar dari berbagai kejadian dan insiden.
“Kita perlu belajar dari kejadian sebagai pengingat untuk tetap mengedepankan perilaku keselamatan demi meminimalisir risiko,” ujarnya.
Seminar ini digelar secara hibrid, diikuti 130 peserta yang hadir langsung di Gedung Patra Graha, sementara lainnya mengikuti secara virtual melalui platform M-Teams.
Editor : EldeJoyosemito