BANJARNEGARA, iNewsPurwokerto.id-Untuk menjaga silaturahmi dengan berbagai elemen lintas agama, Relawan Gus AL ramai-ramai melakukan kegiatan bersih-bersih rumah ibadah, Sabtu (13/7/2024).
Adapun target bersih-bersih rumah ibadah ini di Tempat Ibadah Tridharma, Gereja Sidang Jemaat Allah Doulos, dan Mushola At Taqwa di Banjarnegara.
Dalam kegiatan bersih-bersih rumah ibadah ini para Relawan Gus AL dan Komunitas Ngopi dari berbagai lintas agama sudah membekali diri dengan berbagai peralatan kebersihan, seperti sapu, kain lap, dan cat tembok.
Para Relawan Gus AL terlihat sangat senang bisa melakukan gotong royong membersihkan rumah-rumah ibadah.
Kegiatan ini sebagai bukti nyata bahwa antar umat beragama dapat saling menerima, saling menghormati keyakinan masing-masing dan yang utama saling tolong menolong dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama.
“Kegiatan bersih-bersih rumah ibadah ini sebagai bentuk dukungan terhadap keberagaman yang ada di negeri ini,” ungkap Pendeta Lucas saat memberikan tanggapannya tentang kegiatan bersih- bersih rumah ibadah ini.
Pendeta Lucas juga menambahkan bahwa Relawan Gus AL dan Komunitas Ngopi akan terus berdoa dan mendukung Ahmad Lutfi agar menjadi gubernur yang terbaik di Indonesia serta menjadi tokoh yang meneladani keragaman dan kebersamaan antar lintas agama.
Selain mengadakan giat bersih-bersih rumah ibadah, Relawan Gus AL juga melengkapi kegiatannya dengan mengadakan giat workshop
“Ngobrol Santai, Nulis Jadi Cuan” untuk para mahasiswa STAI Tanbihul Ghofilin.
Para mahasiswa terlihat antusias mendengarkan penjelasan dari Relawan Gus AL sehubungan dengan materi yang diberikan, yaitu seputar bagaimana menghasilkan pendapatan dari hobi menulis, teknik penulisan script film, dan tips bagaimana menyampaikan informasi dengan baik.
Tema-tema yang diberikan oleh narasumber sangat pas dengan trend yang sedang terjadi saat ini, yaitu bagaimana menghasilkan pendapatan dari hobi menulis.
Hadir dalam workshop, Ketua Relawan Gus AL, KH. Khayatul Makki yang biasa disapa dengan Abah Khayat.
Workshop ini sangat sesuai dengan harapan Abah Khayat, bahwa santri harus bisa menjadi persegi seperti meja yang artinya santri harus kaya akan ilmu pengetahuan termasuk paham bagaimana memanfaatkan hobi menulis agar tidak sia-sia.
Editor : EldeJoyosemito