JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Pasukan elite Kopassus TNI AD sudah begitu banyak menorehkan prestasi operasi baik di dalam maupun luar negeri. Prestasi bukan hanya sebatas angkat senjata berhadaan perang dengan musuh. Namun juga bagaimana berdiplomasi dengan sesama tentara sehingga menemukan titik temu tanpa ada letupan senjata.
Nah hal ini pernah dilakukan perwira tinggi Kopassus Brigjen TNI Yudha Airlangga. Saat ini Brigjen TNI Yudha Airlangga menjadi Wadanjen Kopassus.
Jenderal bintang ini memiliki kisah heroik saat menyelamatkan seorang bocah Lebanon yang ditangkap oleh tentara Israel.
Pada saat itu, Yudha Airlangga bergabung dalam Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-A di wilayah Selatan Lebanon, yang sedang menengahi konflik antara kelompok Hizbullah dengan Israel.
Pasukan Korps Baret Merah Kopassus, sebagai pasukan PBB, mengubah peran mereka dari prajurit tempur menjadi pihak yang sering mendapat ancaman kekerasan dari kelompok yang bertikai.
Yudha Airlangga, yang saat itu berpangkat mayor, menceritakan pengalamannya menolong seorang bocah Lebanon yang ditangkap oleh tentara Israel.
"Tentara Israel dengan brutal menangkap seorang bocah karena merusak pagar perbatasan Israel dengan Lebanon," demikian kutipan dari buku "Kopassus untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan E.A Natanegara seperti dikutip oleh Okezone.
Bocah berusia 15 tahun tersebut langsung ditahan oleh tentara Israel. Yudha dan rekan-rekannya kemudian berdiplomasi ke pos militer Israel. Pasukan Indonesia bersikap netral dan menganggap semua pihak tidak bermusuhan, serta menghargai prajurit Israel sebagai prajurit profesional yang sedang menjalankan tugas.
Secara mengejutkan, tentara Israel tersebut menodongkan senjata ke pasukan PBB asal Indonesia yang sedang berdiplomasi.
Selama empat jam, mereka merayu dan menekankan fakta kepada tentara Israel bahwa pelaku adalah anak kecil. "Kami mengembangkan sisi kemanusiaannya, sehingga mereka akhirnya membebaskan anak itu," tukasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta