BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2024/2025 digelar di Lapangan Taman Kota Sumpiuh, Senin (22/7/2024). Kegiatan MPLS ini diikuti perwakilan siswa baru dari jenjang SD/MI, SMP/MTS, dan SMK/SMK/MA di Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen dan Tambak.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyumas, Agus Nur Hadie mengatakan jika MPLS saat ini sangat berbeda dengan jaman dulu. Menurutnya saat ini sudah tidak boleh ada lagi pengenalan sekolah yang diisi dengan kekerasan verbal apalagi fisik kepada siswa baru.
“Cara lama dengan model teriak dan kekerasan sudah sangat ketinggalan jaman. Say big no to bullying,” kata Agus dalam keterangannya.
Ia juga mengajak agar MPLS bisa mengajarkan anak-anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang adaptif dan inovatif. Kurikulum merdeka yang saat ini diterapkan, menjadi strategi untuk mendukung terwujudnya sistem pendidikan yang lebih berkualitas.
“Saya ingin seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Banyumas bisa menjadi rumah yang ramah bagi anak. Saya juga ingin sekolah menjadi contoh tempat yang mengedepankan rasa aman, saling menghargai, dan menjadi tempat anak untuk bertumbuh mengembangkan potensinya," ujarnya.
Ia juga meyakini, dengan keterlibatan dari seluruh lapisan masyarakat, pihaknya dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas dan bebas dari segala tindak kekerasan.
Sementara menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Joko Wiyono mengatakan jika MPLS menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Rangkaian Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Seluruh peserta didik yang telah dinyatakan diterima pada proses PPDB wajib mengikuti MPLS sebagai pintu gerbang awal memasuki proses pembelajaran untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah.
Pelaksanaan MPLS sendiri dilaksanakan selama tiga hari secara offline di masing-masing sekolah. Joko Wiyono berpesan melalui MPLS dapat mengembangkan interaksi positif, menumbuhkan karakter Pancasila.
“MPLS harus dikemas dengan cara yang mudah, murah, meriah, mencerdaskan, edukatif, kreatif, konstruktif agar sekolah bisa menjadi taman belajar yang menyenangkan dan siswa mampu meraih prestasi yang membanggakan,” ucapnya.
Joko menjelaskan jika pihaknya telah sejak awal menekankan sekolah harus menjadi tempat yang ramah dan bersahabat bagi siapa saja, dan menjadi tempat bersemainya kebhinekaan dan tempat moderasi beragama.
“Maka otomatis di situ tidak ada yang namanya bullying, kita jadikan sekolah itu menggembirakan," pungkasnya.
Editor : Arbi Anugrah